Owner kembali membawa epep baru, meski gak bagus-bagus amat tapi mohon dihargain yah :) soalnya owner masih baru dalam dunia ini (baca : ff) owner masih butuh kritik, saran dan masukannya. Mohon kerjasamanya yah ... NO BASH, DON'T BE PLAGIATOR and DON'T BE SILENT READER happy reading :D
TOUR
GUIDE
main cast : Jeongmin BF/Areum T-Ara
other cast : 94-lines
genre : teen romace/friendship/comedy?
lenght : pg-11
note : kisah ini terinspirasi dari MV Starship Planet-White Love
dan MV Boyfriend-I Yah
“Ok, perhatian anak-anak ada yang
akan aku bicarakan. Dua minggu lagi akan ada pemilihan king and queen of School.
Semua kelas harus mengikutsertakan siswanya dalam kontes ini. Karena itu, kali
ini aku berencana akan mengikut sertakan semuanya, jadi sekarang aku akan
membagi-bagi pasangannya. Apa kalian setuju?” papar JB pada teman-teman
sekelasnya tegas.
“Kenapa harus semuanya? Satu dua
pasangan juga kan cukup!” komentar Krystal datar.
“Masalahnya, kelas kita paling
menonjol dalam hal ini. Banyak anak-anak populer di kelas kita. Makannya tadi
aku diberi tanggung jawab oleh Ibu kepala sekolah untuk mendaftarkan kalian
semua, untuk memancing agar yang lainnya ikut berpartisipasi juga. Sehingga
acaranya dapat terlaksana dengan sukses!” pasrah JB membuang nafas panjang.
“Ok baiklah-baik, iakan
teman-teman? Kalian harus membantu ketua kelas kita. Ayo lakukan!” teriak
Ilhoon mengagetkan semuanya, mengambil keputusan sepihak tanpa persetujuan yang
lainnya.
“Baik, akan aku bacakan daftarnya
Suzy-JB, Krystal-Ilhoon, Areum-Jeongmin, Kaeun-Niel, Jiyoung-JR, Sulli-Sehun,
Yookyung-Kai, Sohyun-Dongho, Naeun-Yongjae ... dan untuk Minzy, aku sudah tahu
mau bagaimanapun kau dipaksa pasti kau tetap tidak mau ikut. Jadi, sebagai
balasannya kau harus menjadi manager kami!” ucap JB mengambil napas panjang.
Dirinya kali ini benar-benar harus bekerja lebih sebagai ketua kelas, mau
bagaimana tidak. Ia diberi tanggung jawab untuk dapat mengikutsertakan semua
teman-teman sekelasnya. Mereka memang terkenal kerena kepopuleran mereka,
tetapi mereka juga terkenal karena ketidak bisa diaturannya.
“Ah kau ini, memang harus ada
managernya segala? Kau paling tidak bisa melihat aku bahagia saja!” gerutu
Minzy yang berhasil mengundang tawa semua teman-teman kelasnya.
***
“Wah B, siapa yang membuat daftar
itu? Gila saja kau memasangkan aku dengan si anak manja!” protes JR disela-sela
istirahat mereka.
“Jangan salahkan aku, daftar itu
dibuat oleh Ibu kepala sekolah langsung!” jawab JB.
“Tapi tak apa-apalah, aku setuju-setuju
saja!” kekeh Dongho dengan wajah berseri-seri.
“Jelas kau setuju, kau
dipasangkan bersama gebetanmu sih!” jitak Yongjae kesal.
“Hahaha, sudahlah ayo kita ke
kantin. Emm... Niel dan Jeongmin apa kalian setuju?” tanya JB tak yakin, memang
kedua anak ini paling cuek soal perempuan.
“Tidak masalah untukku!” senyum
Niel, Jeongmin tak menanggapi mereka. Yang lain sudah tak aneh dengan sifatnya
itu.
***
Bel
berbunyi, semua siswa mulai meninggalkan kelas mereka masing-masing. JB dan
yang lainnya sibuk membicarakan konsep dengan pasangannya, tetapi tidak untuk
Jeongmin. Ia tak sedikitpun berbicara apalagi melihat Areum. Areum tahu, kalau
Jeongmin memang terkenal paling cuek pada perempuan. Di kelas ia lebih suka
bermain dengan teman-teman lelakinya. Membicarakan game atau sepak bola. Tak banyak
yang tahu apa sebabnya ia sangat cuek pada yang namanya perempuan.
“Areum, apa kau tak apa-apa
bersama Jeongmin?” khawatir Suzy melihat tingkah Jeongmin yang barusan melewati
mereka begitu saja tanpa ekspresi apalagi menyapa mereka.
“Aku tak tahu, bagaimana nanti
saja!” pasrah Areum, matanya mengikuti kemana punggung lelaki itu pergi.
“Oh ia, apa kau mau langsung
pulang? Aku dan yang lainnya akan ke Cafetaria dulu, kau mau ikut?” tanya Sulli
“Sepertinya tidak, aku mau
keruang musik dulu!” tolak Areum membereskan buku-bukunya.
“Baiklah, kau baik-baik yah.
Daahhh!” Krystal dan yang lainnya meninggalkan Areum.
Areum
melangkahkan kakinya menuju ruangan musik. Ruangan itu lumayan jauh dari
kelasnya. Sambil berjalan, di dalam pikirannya ia terus-menerus berpikir
bagaimana nasibnya di kontes nanti. Kalau Jeongmin tetap seperti itu, apa lebih
baik ia mengundurkan diri saja sekarang. Aahh, ini membingungkan untuknya.
Areum memasuki ruangan yang ia tuju dan betapa kagetnya ia mendapati ada seseorang
disana. Ia harus memberanikan diri menyapanya duluan, tapi ... ia takut akan mendapatkan tatapan membunuh
dari orang itu. Aahh...
“Jeong..min, boleh aku ikut
bergabung?” sambil menelan ludah Areum akhirnya mengeluarkan suaranya. Hening
tak ada jawaban. Ia masuk dan berjalan melewati orang itu menuju organ yang tak
jauh darinya. Belum juga Areum menyentuh organnya, orang itu sepertinya sudah
selesai, ia kemudian membereskan gitar elektrinya.
“Aku sudah selesai,
silahkan!” orang itu akhirnya membuka
mulut, meski dengan nada yang datar suara itu berhasil membuat Areum mengangkat
kepalanya dan melihat kepergian orang itu. Baru kali ini Areum merasa kalau orang
itu berbicara padanya. Seorang Jeongmin berbicara kepadanya, ya Jeongmin. Selama
dua tahun ini ia belum pernah melihat Jeongmin mengeluarkan sepatah katapun
untuk perempuan di kelasnya apalagi padanya. Mungkin barusan Jeongmin baru
membetulakan gitar elektriknya, pikir Areum.
Areum
belajar menyanyikan sebuah lagu dengan iringan organ yang ia mainkan sendiri.
Dengan wajah yang berseri-seri, didalam pikirannya mungkin ia akan mengurungkan
niatnya untuk mengundurkan diri dalam kontes itu. Semoga ia bisa lebih dekat lagi
dengan Jeongmin.
***
“Areum, bagaimana ini. Kau dan
Jeongmin sudah mempersiapkan apa untuk kontes minggu depan?” khawatir Sohyun.
“Emmm, aku tak tahu!” frustasi
Areum mengacak-acak rambutnya.
“Emmmh. Aku akan mengatakannya
pada JB, mungkin ia bisa membantu. Aku kira kalian semua sudah berlatih!” hibur
Suzy mencoba mencari solusi. Ia berjalan menghampiri JB dan berbisik padanya,
saat itu ia sedang bergabung dengan teman-teman lelakinya yang lain. Tak lama, Suzy kembali dengan wajah
berseri. Teman-teman lelaki Suzy yang lain keheranan dengan tingkahnya, namun
JB dapat mengatasinya, disana ada Jeongmin. Ia takut membuat Jeongmin
tersinggung.
“Areum, kata JB sepulang sekolah
kau ditunggu di perpustakaan. Ada sesuatu yang ingin ia bicarakan tentang
masalahmu dengan Jeongmin!” sumringah Suzy.
“Baiklah kalau begitu!” kali ini
Areum sedikit berseri.
Sepulang
sekolah, tepat saja JB sudah ada di perpustakaan. Areum menghampiri JB, namun
sepertinya JB bersama seseorang. Dan orang itu adalah orang yang paling malas
Areum ajak bicara. Ya, dia Ilhoon. Ilhoon adalah mantan pacar Areum ketika di
SMP dulu. Ia duduk agak jauh dari Ilhoon, JB yang segera menyadari bahwa mereka
bermasalah langsung menepuk jidatnya pelan. JB lupa kalau Areum memang ada
masalah dengan Ilhoon, semua teman-teman sekelas juga tahu, tapi satu-satunya
kunci untuk masalah Jeongmin adalah Ilhoon. Jadi apa yang harus ia lakukan
sekarang.
“Haduuh, aku bodoh. Aku lupa,
tapi ini sudah terlanjur!”gerutu JB ditengah-tengah mereka.
“B, kenapa membawa Ilhoon segala!” bisik Areum sambil
menekuk wajahnya.
“Ehmm, kalau aku tahu siapa yang
JB maksud untuk diberi pertolongan itu adalah kau,mungkin aku akan menolaknya!”
dingin Ilhoon menyadari ketidaakterimaan Areum.
“Aduh kalian ini, kalian kasihan
tidak sih padaku? Piuuuuhhh... Ok kalau begitu aku akan menyelesaikan dua masalah
sekaligus!” ucap JB membuang napas panjang.
“Pertama, untuk kalian Lee Ah Reum
dan Jung Il Hoon aku memohon dengan sangat, ini mengenai kelas kita dan
tanggung jawab kita. Tolong untuk kali ini kalian berbaikanlah, aku mohon!”
pinta JB memohon pada mereka frustasi.
“Aku tidak mau, dia saja yang
minta maaf duluan!” tolak Areum.
“Enak saja, kau saja yang
duluan!” kali ini Ilhoon meninggikan suaranya.
“Sudah diam, pelankan suara
kalian. Ini perpustakaan. Pokoknya aku tidak mau tahu apa masalah kalian sesungguhnya.
Yang aku tahu hanya kalian adalah mantan kekasih, jadi untuk kaliiii ini saja kalian harus
berbaikan. Aku akan mengajukan satu saja pertanyaan mengenai masalah kalian.
Apa kalian masih saling suka?”
“Tidaaaaaaaaak!” koor Areum dan
Ilhoon berbarengan.
“Ya sudah, ayo berbaikan. Kalau
tidak aku anggap kalian masih saling suka dan aku akan mengatakannya pada
teman-teman!” kali ini JB mulai serius dan mengeluarkan ancamannya.
“Jangaaan, ia baik aku akan
berbaikan dengannya. Kau kekanak-kanakan B!” kesal Ilhoon.
“Bukannya kalian yah yang
kekanak-kanakan. Masalah SMP saja dibawa-bawa sampai sekarang!”
“Biii! Diam! Piuuuhhh...Areum aku
minta maaf!” ucap Ilhoon mengulurkan tangannya pada Areum.
“Aku juga minta maaf!” Areum
menerima uluran tangan Ilhoon.
“Nanti, kita selesaikan masalah
kita diluar!” dewasa Ilhoon. JB yang berada ditengah-tengah mereka melebarkan
senyumnya, teman-temanku sudah dewasa ternyata. Pikirnya.
“Nah coba ceritakan semua yang
kau ketahui mengenai Jeongmin!” kali ini JB membuka mulutnya memecah
keheningan.
“Kau membawaku kemari untuk itu? Sebegitu
pentingkah kontes itu ?” datar Ilhoon.
“Hoon, kau mau aku apakan hah?
Cuma kau satu-satunya teman SMP Jeongmin di kelas kita!” gerang JB tak tahan
dengan tingkah Ilhoon.
“Ia baik-baik. Reum, kau ingat
dulu aku pernah bercerita padamu. Ada temanku yang disakiti oleh perempuan!”
serius Ilhoon menatap Areum dalam.
“Emmmmhh? Oh ia-ia aku ingat!”
sumringah Areum.
“Jeongminlah orangnya. Ia
disakiti oleh perempuan. Untuk seusia kita waktu itu. Itu terlalu belia
untuknya harus merasakan hal seperti itu. Sejak itu, sikapnya berubah 360o.
Dia sangat berubah!” prihatin Ilhoon.
Cukup
lama mereka disana. Mereka mencoba mencari celah untuk masalah itu. Areum yang
baru mengetahuinya seketika merubah ekspresi wajahnya. Ya, itu berat bagi
Jeongmin. Pikirnya. Setelah cukup dengan cerita Jeongmin, mereka membubarkan
diri dan pulang kerumah masing-masing. Esok hari minggu, mungkin Areum akan
diam di rumah saja, pikirnya.
***
Jeongmin
melangkahkah kakinya perlahan. Memotret apa yang menurutnya menarik. Dengan
kamera jadul yang masih bagus, ia mencoba mengabadikan pemandangan yang ada
dihadapannya. Seketika ia tersenyum lalu kembali lagi dengan kegiatannya. Lelah,
iapun duduk di sebuah bangku di tempat itu bersama dengan headset ditelinganya.
Mencoba merebahkan diri sejenak.
Pandangannya berhenti pada sebotol gelembung udara yang ia dapati ada
disampingnya. Ia tersenyum lalu mencoba memainkannya. Ia terlihat sangat
bahagia dan tak hentinya terus melebarkan senyum, matanya yang sipit sepenuhnya
tertutup karena tawanya. Tak lama, tawanya berubah setelah mendapati ada seseorang
yang memperhatikannya terang-terangan disana.
Yang
berada dihadapanku ini benar Jeongmin? Aku akan mencoba membantu menghapus
kenangan itu!
Jeongmin berhenti dan
menyimpan kembali gelembung udara itu ditempatnya. Ia meninggalkan orang itu
begitu saja. Tak tinggal diam, orang itu melangkahkan kakinya mengikuti jejak
Jeongmin. Jeongmin tak sekalipun menghiraukan orang itu. Jika Jeongmin berhenti
maka ia ikut berhenti jika Jeongmin berjalan maka ia ikut berjalan. Tak lelah
orang itu tetap mengikuti Jeongmin.
Ada
apa dengan orang ini? Apa tak lelah mengikutiku terus? Pikir Jeongmin.
Semakin lama, orang
itu membuat Jeongmin merasa terganggu. Ia berlari dan mencoba pergi sejauh
mungkin dari orang itu. Setelah Jeongmin
merasa kalau orang itu sudah tak mengejarnya lagi, ia berhenti dan mengambil
nafas panjang. Ia berjalan kembali dan mendapati ada penyewaan sepedah disana.
Karena masih ingin disana, ia menyewa satu sepedah dan berjalan-jalan disekitar
situ dengan sepedanya. Namun sepertinya Jeongmin salah, orang itu berhasil
mengejarnya dan kini kembali mengikuti Jeongmin. Jeongmin semakin melajukan
sepedanya dengan cepat berharap orang itu tak mengikutinya lagi. Tap lagi-lagi
usahanya sia-sia.
“Apa kau tak lelah mengikutiku
terus hah?” bentak Jeongmin dengan terengah-engah.
“Eeemmm. Aku tak lelah!” jawab
orang itu sambil tertawa.
“Sebenarnya apa maumu?” Jeongmin
menyerah ia sudah tak tahan lagi bermain kejar-kejaran dengan orang itu.
“Aku tak mau apa-apa. Aku hanya
ingin menjadi temanmu dan bermain denganmu!” jawab orang itu manis.
“Hahaha. Sudahlah!” Jeongmin
tertawa dan menuntun sepedanya pelan. Orang itu tetap mengikutinya. Mereka
berhenti di sebuah kolam ditengah tempat itu. Sepeda jeongmin ia letakan tak
jauh dari situ. Ia duduk dan merebahkan diri disana. Orang itu mengikuti
tingkah Jeongmin.
“Apa kau bahagia?” tanya orang
itu tersenyum sambil melihat awan diatas mereka.
“Tidak, biasa saja!” jawab
Jeongmin datar.
“Aku bahagia. Ini pertamakalinya
aku bisa mengobrol denganmu. Dan juga ini pertama kalinya aku melihatmu tertawa
dan tersenyum lepas seperti itu dihadapanku!”
“Aku tak bertanya!” dingin
Jeongmin. Namun orang itu tak tergertak sedikitpun.
“Hahaha. Jeongmin, kau suka
tempat ini?” orang itu tertawa renyah.
“Memangnya kenapa? Tak ada
urusannya denganmu!?”
“Aku baru melihatmu disini
sekarang, kenapa kau memilih tempat ini?”
“Aku tak tahu. Lalu kau sedang
apa disini?” tanya Jeongmin dengan pandangan tak sedikitpun tertuju pada orang
itu.
“Rumahku dekat dari sini. Jadi
aku sering kesini kalau aku sedang bosan!” jawab orang itu santai.
Jeongmin diam tak menjawab.
“Jeongmin, ayo kita main lagi!” ajak orang itu sambil menyodorkan botol gelembung
udara dari sakunya. Dan tanpa disangka Jeongmin menerimanya dan mulai
memainkannya lagi, kali ini orang itupun ikut bermain bersama Jeongmin.
Jeongmin mulai mencair ia kini memperlihatkan tawanya dihadapan orang itu.
Tentu orang itu sangat bahagia melihat Jeongmin seperti itu. “Kalau begitu
temani aku berkeliling tempat ini!” pinta Jeongmin yang langsung diterima denga
antusias oleh orang itu “Baik. Aku kan jadi Tour Guide mu!”
Jeongmin
bersama orang itu mengelilingi pemukiman barat itu. Orang itu mengajak Jeongmin
berkeliling keseluruh penjuru, ia tak hentinya berbicara menceritakan
tempat-tempat disitu seperti halnya Tour Gaet sungguhan. Namun tampaknya
matahari tak bisa menahan kebahagian mereka. Matahari sudah terbenam dan
Jeongmin berpamitan untuk pulang. Ia berlari, namun langkahnya terhenti saat
orang itu memanggilnya. “Jeongmin, ayo kita coba untuk ikut kontes itu!” teriak
orang itu.
***
Dikelas
Jeongmin berubah kembali menjadi Jeongmin yang seperti biasanya. Namun kali ini
sepertinya Areum mengerti dan mengikuti apa mau Jeongmin. Sepulang sekolah
Areum seperti biasa selalu mampir terlebih dahulu ke ruang musik, ya itu adalah
ruangan kesukaanya. Disana ia bisa mengeluarkan seluruh isi hatinya melalui
musik. Tapi, baru saja membuka pintu ia kembali dikejutkan oleh Jeongmin.
“Jeongmin?” tak percaya Areum.
“Ayo kita coba!” katanya datar.
“Apa?” heran Areum.
“Ikut kontes itu. Ini sebagai
tanda terimakasihku karena kau telah menjadi Tour Gaetku kemarin!”
“Maksudmu bermain musik?” tak
yakin Areum.
“Ia, kau bernyanyi dan bermain
piano aku bermain gitar!” ucap Jeongmin masih dengan tanpa ekspresi.
“Benarkah? Baiklah kalau begitu.
Mulai hari ini dan 5 hari kedepan kita berlatih disini!” girang Areum.
Mereka
berlatih dengan sangat serius. Jeongmin tak pernah marah jika Areum melakukan
kesalahan. Ia mencoba semaksimal mungkin yang ia bisa lakukan untuk Areum.
Kontes sudah didepan mata. Semua siswa sibuk mempersiapkan segalanya agar
menjadi pemenang pada tahun ini. Hingga saatnya pun tiba. Kontes itu dimulai dari
siang hari dan berpuncak pada malam harinya.
“Areum kau disini? Berarti
Jeongmin juga akan ikut kontes ini?” Tanya Suzy terkejut melihat kehadiran
Areum. Yang lainnya pun tak kalah terkejutnya dengan Suzy. Mereka pikir kalau
Jeongmin benar-benar tak akan ikut. Suzy dan yang lainnya sudah berdan dengan sangat cantik dan tampan hari ini. Mereka akan
menunjukan yang terbaik.
“Ia tentu, untuk apa aku kemari
kalau kami tidak akan ikut!” senyum Areum setengah bercanda.
“Ia kau benar, kau bukan tipe
orang yang rela datang kemari hanya untuk menonton saja!” canda Dongho
menanggapi Areum dan mengundang tawa dari semuanya.
“Lalu dimana Jeongmin? Aku sudah
penasaran untuk penampilan kalian!!” gembira Sulli.
“Emmmm, sepertinya dia sedikit
terlambat, tapi kita tunggu saja!” sumringah Areum.
“Baiklah teman-teman acaranya
sebentar lagi akan segera dimulai. Ayo kita berjuang. Pokoknya pemenangnya
harus berasal dari kelas kita. Aku tak mau tau!” antusias JB menyemangati
semuanya.
“Baik! Ayo kita berjuang!” teriak
semuanya.
Masing-masing
pasangan harus mendaptarkan ulang terlebih dahulu sebelum kontes dimulai. Semuanya
mendaftar satu demi satu, namun tampaknya tidak dengan Areum. Ia masih menunggu
Jeongmin. Jarum jam sudah menunjukan kontes akan segera dimulai. Areum kini
resah menanti kedatangan Jeongmin. Akhirnya ia memutuskan untuk tak mendaftar
saja.
“Reum, kata panitia. Meski acara
sudah dimulai tapi kalian masih bisa mendaftar. Jadi kau jangan khawatir. Aku
dan lainnya akan mencoba menghubungi Jeongmin!” hibur JB. Itu membuat hati
Areum sedikit lega. Satu jam...dua jam...tiga jam... Jeongmin tak juga datang.
Setiap teman-temannya selesai dengan penampilan mereka. Mereka selalu
menghampiri Areum dan bertanya tentang Jeongmin. Namun hasilnya nihil.
“Bagaimana ini, acaranya hampir
selesai. Jeongmin belum datang juga!” khawatir Sohyun.
“Kami sudah mencoba
menghubunginya, tapi tak berhasil!” kali ini Sehun angkat bicara.
“Apa mungkin terjadi apa-apa?”
tanya Naeun berfikiran buruk.
“Hush, itu tidak boleh terjadi!” spontan
Yookyung.
“Kalian sudahlah. Mungkin
Jeongmin tak akan datang. Aku tidak apa-apa kok!” ucap Areum memotong
pembicaraan.
“Tapi Reum, kau pasti ingin
mengikuti kontes ini!” sedih Jiyoung.
“Tidak terlalu. Sudah melihat
penampilan kalian yang sangat bagus-bagus saja sudah cukup untukku!” senyum
Areum mencoba menenangkan suasana.
“Baik, aku akan berperan ganda
saja kalau begitu. Aku akan menggantikan Jeongmin!” dewasa JB.
“Haaah? Mana bisa, lagian Jeongmin
dan Areum akan menampilkan apa coba?” kali ini Niel mengeluarkan suara.
“Sudah tidak usah. Kami akan
berkolaborasi, aku bernyanyi dan bermain organ dan Jeongmin yang bermain
gitar!” ucap Areum menguatkan diri.
“Aku kurang bisa bermain gitar!”
kecewa JB.
“Kalian jangan mengkhawatirkanku.
Lebih baik kalian khawatirkan hasilnya saja. Sudah kubilang aku tak apa-apa.
Kalau sekarang aku tampil, itu tak adil. Soalnya bukan aku saja yang bekerja
keras. Kalian jangan marah pada Jeongmin yah!” Areum mencoba menenangkan
semuanya.
Sebenarnya
bisa lebih dekat dengan Jeongmin saja sudah membuatku bahagia. Itu yang
terpenting
Acara
sudah sampai pada acara puncak. Areum tak ingin melewatkan moment-moment itu,
daripada bersedih lebih baik ia membantu Minzy, dengan memotretkan mereka
misalnya. Pikir Areum. Pemenang King and Queen of School kali ini benar saja
kata JB, kelas mereka menang. Mungkin jika tahun lalu dimenangkan oleh pasangan
Seungho-Jiyeon kali ini tahta mereka telah turun pada Krystal-Ilhoon. Mereka
sangat menyambutnya dengan gembira. Kontes itu dilanjutkan dengan pesta. Areum
bergabung dengan yang lainnya.
***
“Sudah kusangka. Kelas kita yang
akan menang! Horee ...!” teriak JB baru saja memasuki kelas.
“Heuh, dirinya merasa berhasil
menjadi ketu kelas!” sindir Minzy. Diikuti koor dari semuanya untuk JB. Areum
ikut bersorai bersama mereka, tak ingin kalah ikut bergembira.
“Acara Sabtu malam benar-benar
hebat!” gembira Jiyoung diikuti anggukan dari semuanya. Kegembiraan mereka terhenti
sejenak saat Joengmin memasuki kelas. Namun mereka kembali bersorai.
“Jeong, kau Sabtu kemana saja
hah? Kau tak ikut berpesta dan tak melihat adegan langka kan jadinya!” JR
merangkul Jeongmin. Jeongmin kebingungan. Ia kira semua teman-teman sekelasnya
akan marah padanya.
“Apa maksudmu R!” JR mendapat
tatapan tajam dari Krystal, yang lain sudah tahu apa maksudnya. Sesuatu yang
sangat membuat Krystal kesal pada teman-teman sekelasnya karena mereka
mengompori dan memaksa Krystal dan Ilhoon sebagai King and Queen yang baru
untuk melakukan hal itu. Sebuah Kissing spesial yg selalu menjadi puncak acara.
“Ah kalian, kenapa harus marah?
Seharusnya biasa saja!” Dongho berceloteh, kali ini yang membuat Ilhoon geram.
Sementara ditengah keramaian itu, Jeongmin memanfaatkan kesempatan dengan melirik
kepada Areum, Areum yang segera mengetahuinya membalasnya dengan senyum,
membuat Jeongmin membuang mukanya. Lucu, pikir Areum.
“Sudahlah mau sampai kapan kalian
backstreet? Kami semua sudah tahu dan sering memergoki kalian!” datar Yongjae,
membuat semua diam.
“Hah? Siapa maksudmu?” heran JB
yang barusan melihat gerak-gerik Areum dan Jeongmin.
“Ya tentu saja King and Queen
kita!” teriak Minzy.
“Hah? Kok aku tidak tahu. Kalian
tega sekali tidak memberitahuku. Awas ya!” geram JB. Sebenarnya ia sedikit lega,
dia kira Jeongmin-Areum. Oooh pantesan waktu itu Ilhoon langsung menyerah
padanya, karena takut ia akan mengumumkan dan membuat masalah dikelas dengan
mengatakan Ilhoon masih suka Areum, pikir JB. Semuanya bersorai dan membuat
Krystal dan Ilhoon malu setengah mati digoda oleh mereka.
JB tak tahu mengapa
ia sangat lega mendengarkan Krystal dan Ilhoon yang menjadi topik utama
keramaian dikelas tadi dan bukan Jeongmin-Areum.
***
“Areum!” panggil JB tepat dibelakang
Areum. Namun sepertinya Areum sedang bersama seseorang, apa itu Ilhoon pikir
JB. Tidak mungkin ...
“Jeongmin!” apa? yang bersama
Areum itu benar bukan Ilhoon.
“Heh? Areum, aku mau minta maaf!”
ucap Jeongmin ragu.
“Minta maaf untuk apa? Inikah alasannya
kenapa kau mengajakku pulang bersama?”
“Maaf aku tak datang waktu itu.
Pasti kau sangat ingin mengikuti kontes itu?” kali ini Jeongmin menatap Areum.
“Tidak terlalu. Menurutku, setiap
hari kita latihan saja itu sudah menjadi penampilan kita untuk kontes! Lagi
pula aku tidak begitu berharap ingin menang, dan perkiraanku benar, Krystal dan
Ilhoon yang menjadi pemenangnya!” tawa Areum diikuti oleh tawa Jeongmin.
“Kita sudah menjadi teman dan
mengobrol seperti ini saja aku sudah merasa menjadi pemenang, tidak perlu
mengikuti kontes!” tawa Areum. Jeongmin tak tahu kenapa ia sangat mempercayai
Areum.
“Kenapa kau berfikir Krystal dan
Ilhoon yang akan menang?” tanya Jeongmin.
“Ilhoon yang memberitahuku kalau
mereka sedang berpacaran, jadi aku sudah kalah sejak awal dari sudut fellnya
sebelum kontes itu dimulai saja!”
“Emmh, kau dan Ilhoon sudah
baikan? Sejak kapan?” heran Jeongmin.
“Emmh, ia kami sudah berbaikan.
Baru saja kemarin-kemarin!” gugup Areum, ya aku dan Ilhoon berbaikan karena
kau, pikir Areum. Cukup lama mereka mengobrol. Areum dan Jeongmin satu persatu
turun dari Bus. Meninggalkan JB disana.
“Hahaha, ketua kelas macam apa
aku ini? Banyak sekali yang tak aku ketahui. Tak berguna!” kekeh JB menahan
sakit.
“Heh, sepertinya aku harus
menyerah. Sejak awal aku yang memasangkan mereka. Jadi, bukan salah mereka
kalau mereka jadi dekat seperti itu, piuuh...!”pesimis JB meratapi nasibnya.
“Tapi aku berhasil membereskan
banyak masalah dikelas. Ilhoon dan Areum sudah berbaikan. Jeongmin, kini
membuka hatinya lagi untuk perempuan. Hanya tinggal satu, yaitu masalahku!
Huwaaa, kenapa nasibku sering seperti ini dalam hal ini? Areum sudah bersama
yang lain, aku sengaja merekomdasikan pasangan-pasangan dikelasku seperti itu
agar aku bisa bersama dengan Suzy, agar menang maksudnya!” mendung JB.
Tiiiiiiiiittttt...
“Emh sms dari siapa? Hah? Suzy!”
terkejut JB. Yaaaaaaahhhhh, aku harus bisa seperti Areum. Kali ini aku tak
boleh melepaskan Suzy. Hahahaha! Emh, JB tak sadar dirinya masih ada di Bus.
Motor sial kenapa musti mogok segala sih, kan jadinya banyak ibu-ibu yang
ngeliatin, umpatnya. Tapi, aku bisa tahu itu, ah JB yang linglung. The End