Label

Rabu, 08 Januari 2014

[FF] A Box of Memories

Title                : A Box of Memories
Scriptwriter   : Owner Songsoo
Cast                : D.O EXO as Kyung Soo | Juniel as Jun Hee
Genre             : Romance, fluff
Summary        : Untuk Kyungsoo waktu 4 tahun itu sama sekali tidak cukup.

A Box of Memories



Jun Hee berdiri di depan pintu sebuah apartemen. Beberapa saat kemudian ia membenahi tatanan rambutnya lalu merapikan roknya yang sedikit kusut di bagian ujung. Setelah merasa siap, gadis itu menekan beberapa angka pada panel besi yang menempel di samping pintu. Ia menunggu beberapa detik sampai akhirnya pintu itu terbuka. Jun Hee tersenyum manis lalu melangkah tenang melewati pintu.

“Aku sudah datang,” katanya dengan nada ceria, berharap seorang pemuda bermata bulat yang begitu ia rindukan segera muncul di hadapannya lalu menyambutnya dengan sebuah senyuman hangat. Sayangnya, sampai sekian detik ia menunggu, pemuda itu tak kunjung menampakkan diri.

“Kyungsoo-ya!” Jun Hee mulai memanggil nama pemuda itu, namun sama sekali tak ada jawaban. “Kyungsoo-ya, ini aku,” katanya lagi. Dan untuk kedua kalinya, Jun Hee tak mendapatkan jawaban apapun.
Jun Hee menelusuri apartemen itu dan ia menemukan sehelai kertas di atas meja di ruang tamu.

Jun Hee, aku sedang di restoran. Salah seorang chef sakit dan aku harus menggantikannya. Sepertinya aku akan pulang sedikit larut. Jika kau mau menunggu, aku memiliki rainbow cake di kulkas, kau boleh memakannya. Jika tidak, kau bisa datang lagi besok.

Jun Hee dibuat terbelalak oleh sikap Kyungsoo. Dia sendiri yang sudah meminta Jun Hee datang ke apartemennya tapi sekarang dia malah pergi tanpa memberitahu Jun Hee terlebih dahulu. Dan bahkan, coba baca lagi isi pesannya, ia tidak mengucapkan kata maaf sama sekali! Lalu apa lagi ini, jika tidak, kau bisa datang lagi besok, kau pikir aku sangat ingin bertemu denganmu, rutuk Jun Hee. Padahal sebenarnya ia memang ingin bertemu dengan pria itu. Tapi Jun Hee masih punya harga diri yang tinggi sebagai wanita, ia tidak akan melakukan hal yang sesuai dengan arahan Kyungsoo.

Dengan raut wajah kesal, Jun Hee bergegas menuju dapur. Meskipun ia tidak berminat untuk menunggu Kyungsoo tapi rainbow cake itu terlalu sayang untuk dilewatkan.

Jun Hee mengeluarkan kue itu dari kulkas dan memandangnya dengan tatapan berbinar. Setidaknya kue itu bisa sedikit mengurangi kekesalannya terhadap Kyungsoo. Jun Hee kemudian mencari kotak untuk tempat kuenya. Ketika itulah ia melihat sebuah kotak di atas meja makan, berwarna merah muda dilengkapi dengan hiasan bunga di bagian atasnya.

Jun Hee meletakkan kue yang ia pegang di atas meja. Matanya memandang kotak merah muda tadi lalu membukanya karena penasaran. Gadis itu terlihat sedikit heran begitu melihat isinya, sebuah album foto.
Jun Hee mengambil album foto dari dalam kotak dan segera tersenyum begitu melihat apa yag ada di sana. Album itu memuat foto-foto perjalanan kisahnya dengan Kyungsoo. Ada foto ketika mereka bersama-sama merayakan ulang tahun Jun Hee di rumahnya sendiri. Saat itu Kyungsoo membuatkan sebuah cake besar yang dihias dengan cantik dan rasanya pun sangat enak. Sebagai seorang chef, kemampuan memasak Kyungsoo memang sudah tidak perlu diragukan lagi.

Jun Hee tertawa kecil begitu melihat foto kedua. Foto Kyungsoo dengan dandanan badut. Jun Hee ingat betul dengan kejadian ini. Waktu itu TK tempatnya bekerja mengundang seorang badut untuk menghibur anak-anak, sayangnya badut itu mengalami kecelakaan di perjalanan menuju ke sana. Jun Hee sempat kebingungan karena ia tahu bahwa muridnya sangat ingin melihat pertunjukkan badut. Beruntung sekali saat itu Kyungsoo sedang libur, dengan sedikit rayuan ia akhirnya berhasil meminta Kyungsoo menjadi badut untuk murid-muridnya. Namun Kyungsoo tidak bisa bermain sulap seperti badut pada umumnya, sebagai gantinya ia membuat cupcake yang banyak lalu membagikannya pada anak-anak. Semua muridnya terlihat begitu gembira berkat aksi si badut Kyungsoo.

Peristiwa dalam foto berikutnya juga tak akan bisa Jun Hee lupakan. Saat itu mereka bersepeda berdua di pinggir Sungai Han. Jun Hee sesungguhnya ingin mereka bersepeda masing-masing saja tapi Kyungsoo begitu ngotot ingin satu sepeda berdua, katanya supaya romantis. Dengan sedikit takut Jun Hee mengikuti keinginan Kyungsoo, ia duduk di jok belakang sambil berpegangan pada pinggang Kyungsoo. Tanpa diduga seekor anjing tiba-tiba saja muncul sambil berlari kencang ke arah mereka. Kyungsoo dibuat terkejut oleh anjing itu sampai tak bisa mengendalikan sepeda dengan baik, alhasil mereka berdua pun terjatuh. Kyungsoo berhasil selamat, ia hanya lecet di sikutnya. Sementara Jun Hee mendapat luka di bagian sikut dan lutut, selain itu kaki kanannya juga sedikit terkilir. Kyungsoo terlihat begitu khawatir dan merasa bersalah. Ia menggendong Jun Hee lalu membawanya ke klinik. Sebenarnya cedera di kaki Jun Hee tidak terlalu parah, ia hanya perlu waktu satu hari untuk beristirahat, tapi Kyungsoo menanggapinya dengan sedikit berlebihan, selama tiga hari berturut-turut ia terus datang ke rumah Jun Hee untuk memastikan keadaan gadis itu. Jun Hee senang-senang saja jika Kyungsoo datang ke rumahnya, apalagi dia selalu membawa makanan yang lezat, tapi Kyungsoo sangat cerewet saat itu, ia selalu mengingatkan Jun Hee untuk berjalan dengan hati-hati padahal Jun Hee merasa kakinya sudah sembuh. Dan sepertinya Kyungsoo trauma dengan kejadian itu, dia tak pernah mau lagi bersepeda dengan Jun Hee. Sekalipun gadis itu sendiri yang meminta, dia selalu menolak. Kyungsoo takut membuat Jun Hee celaka lagi.

Jun Hee melihat semua foto yang ada di album itu satu persatu. Selama itu, senyuman tak kunjung hilang dari wajahnya. Setiap foto itu membuatnya mengingat kembali semua kenangan yang pernah ia lalui dengan Kyungsoo. Kenangan demi kenangan yang terasa begitu manis untuknya.

Akhirnya Jun Hee sampai pada halaman terakhir. Ia tertegun melihat empat lembar foto yang tertempel di sana. Semuanya adalah foto Jun Hee bersama Kyungsoo yang sedang membawa balon berdua. Pada foto pertama balon yang mereka pegang hanya satu, pada foto kedua balon itu bertambah satu dan bertambah satu lagi pada foto berikutnya. Sehingga pada foto keempat Jun Hee dan Kyungsoo membawa empat buah balon. Foto-foto itu diambil setiap kali memperingati hari jadi hubungan mereka. Jun Hee menatap foto terakhir. Tidak terasa sudah empat tahun ia bersama-sama dengan Kyungsoo, melakukan berbagai hal, saling berbagi cerita, menjadi tempat untuk bersandar, serta membuat serangkaian kisah dan kenangan yang indah. Dalam empat tahun terakhir ini, Kyungsoo sudah menjadi bagian dalam hidupnya.

Jun Hee menutup album itu sambil mendesah. Mengingat semua kenangan itu membuat Jun Hee semakin merindukan Kyungsoo. Rasanya ia ingin memeluk pria itu saat ini juga. Sayang sekali ia tak ada di sini.
Jun Hee berniat mengembalikan album itu ke tempatnya, namun ia melihat masih ada sesuatu di dalam kotak itu, sebuah fortune cookie yang terbungkus plastik bening. Jun Hee mengambil kue itu, ia menyukai bentuk fortune cookie yang terlihat seperti hati, apalagi kue itu diwarnai merah muda, membuatnya semakin mirip saja.

Jun Hee ingat bahwa ia pernah berkata pada Kyungsoo bahwa ia ingin dibuatkan fortune cookie, mungkin inilah kue yang dibuat oleh Kyungsoo untuk memenuhi permintaannya. Jun Hee memandangi kue itu, tanggung sekali hanya membuat satu, pikir Jun Hee. Namun tanpa membuang waktu lagi, Jun Hee membuka pembungkusnya lalu segera memecahkan kue itu. Ia sangat penasaran dengan isinya, kira-kira kata apa yang akan tertulis di sana.

Bunyi gemerincing muncul setelah kue itu Jun Hee pecahkan. Ia terperangah melihat sebuah cincin emas putih terjatuh ke atas meja. Dengan gemetar ia mengambil cincin itu dan juga sehelai kertas kecil yang keluar dari dalam fortune cookie tadi. Jun Hee membekap mulutnya sendiri begitu membaca tulisan di kertas itu.

Will you marry me?

Belum habis rasa keterkejutan Jun Hee, tiba-tiba saja seseorang menepuk halus pundaknya dari belakang. Mata Jun Hee berkaca-kaca begitu melihat sosok Kyungsoo berdiri di belakangnya dengan senyuman hangat yang sangat ia nantikan.

“Jun Hee terimakasih untuk selama ini, tapi waktu empat tahun rasanya masih sangat kurang untukku, aku ingin menghabiskan seumur hidupku denganmu. Ke depannya aku mungkin akan banyak merepotkanmu lagi, tapi aku akan berusaha untuk menciptakan kenangan-kenangan indah sebanyak mungkin,” Kyungsoo menggantung kalimatnya sejenak lalu menatap mata Jun Hee dalam-dalam, “jadi, maukah kau ikut bersamaku untuk memperpanjang kisah ini?” katanya kemudian dengan bersungguh-sungguh.
Jun Hee mengangguk. Sebisa mungkin ia berusaha untuk tersenyum dan menahan rasa haru yang menyesak di dadanya. Jun Hee sendiri tidak mengerti bagaimana bisa ia merasa sangat ingin menangis di saat seperti ini.
Kyungsoo tersenyum lega melihat anggukan dari Jun Hee. Ia kemudian meraih kedua tangan gadis itu dan menggenggamnya dengan hangat. Kyungsoo mengambil alih cincin dalam genggaman Jun Hee lalu memakaikannya pada jari manis di tangan kiri gadis yang sangat dicintainya itu.

“Ini sebagai tanda bahwa kita akan terus bersama-sama.”

Jun Hee tak mengatakan apapun, ia menghambur ke dalam pelukan Kyungsoo. Di sana, air mata yang sedari tadi ia tahan mulai meluncur ke luar. Ia baru tahu sekarang bahwa ternyata rasa bahagia yang begitu besar juga bisa membuat seseorang menangis.

“Kita akan merayakan tahun kelima, keenam, ketujuh, dan seterusnya. Nanti kita akan membawa balon yang semakin banyak,” kata Kyungsoo sambil membelai halus punggung Jun Hee untuk menyampaikan rasa sayangnya pada gadis itu.

Jun Hee mengeratkan pelukannya pada Kyungsoo. Meskipun ia tetap diam, dalam hatinya gadis itu mengiyakan semua perkataan Kyungsoo. Ia yakin bersama dengan pria itu ia akan menjalani kisah yang bahagia dan dipenuhi oleh kenangan indah. Dan seperti apa yang dikatakan Kyungsoo, ia juga yakin bahwa suatu hari nanti mereka berdua akan membawa balon yang banyak, sangat banyak, sampai mereka terbang bersama-sama.

FIN

Yaaa akhirnya ff ini beres juga :D sekedar curhat tadinya cast di ff ini mau Chanyeol tapi berhubung ga punya ide buat cast cewenya jadilah si D.O yang dipake ya sekedar menyenangkan owner clodido lah yang cinta banget sama si mata bulat ini dan sangat menginginkan D.O dipairingkan dengan Juniel. Ga tau juga sih kenapa owner bisa sebaik ini sama owner clodido, well hitung-hitung pengganti dosa owner sama dia ajalah dan lagi selama ini rasanya owner belum pernah do something special buat dia jadi semoga aja dia suka haha
Well thanks buat JKT 48 karena berkat lagunya owner jadi tahu fortune cookies, dan berkat itulah ide ff ini lahir
Last but not least thanks juga buat owner clodido karena detail ff ini dibuat dengan berdasarkan pada idenya termasuk tentang ide balon yang sangat absurd itu, tapi ternyata ide itu memang cocok untuk ff ini yang memang udah absurd XD
Finally i hope you like this story :D



Sabtu, 04 Januari 2014

[FF] Bbuing Bbuing dan Gwiyomi

Title                 : Bbuing Bbuing dan Gwiyomi
Main Cast        : Ilhoon BTOB
Other Cast       : Krystal f(x) || Sulli f(x) || Kai EXO || Sehun EXO || dan temukan sendiri ^^v
Author             : Yumi a.k.a Clodido from fishgamecloudi.blogspot.com
Genre              : School/Teen Romance/Friendship
Length             : Oneshot
Rating             : PG    
Disclaimer       : FF ini murni imajinasi gaje owner. Nama para castnya owner pinjam dulu untuk ff ini J. FF ini terispirasi dari bbuing bbuingnya Krystal f(x) dan gwiyominya Ilhoon BTOB yang owner tonton di Weekly Idol. No bash! No copying! Jangan lupa di RCL, happy reading ^^
Summary         : … kalau Soojung memberikan bbuing bbuingnya untukku aku juga akan memberikan gwiyomiku padanya…
***
       Namanya Soojung,  Jung Soo Jung. Dia teman sekelasku. Baru sih… ya kami angkatan baru di SMA. Aku belum terlalu mengenalnya. Tetapi entah mengapa aku sangat suka melihatnya. Matanya yang bening, hidungnya yang mancung, bibirnya yang merah, rambutnya yang lurus hitam berkilau dan kulitnya yang terlihat benar-benar bersinar. Ketika dia tersenyum, matanya pun ikut tersenyum. Orang-orang terdekatnya memanggilnya Krystal. Aku tidak tahu mengapa dia dipanggil Krystal, padahal yang aku tahu dari Soojung ke Krystal itu tidak ada hubungannya sama sekali. Tetapi kemudian aku berpikir, mungkin dia dipanggil Krystal karena dia mahal, tetapi indah dan berharga. Iya, dia mahal… mahal tersenyum untukku, mahal berbicara kepadaku dan yang paling aku sesalkan dia mahal bertingkah lucu terhadapku. Aku tahu, iya aku tahu… aku belum begitu dekat dengannya, jadi mana mungkin dia bertingkah lucu kepadaku. Padahal aku ingin sekali melihat bbuing bbuingnya yang terkenal di golongan orang-orang terdekatnya itu. Iya, aku juga tahu kalau bukan hanya aku saja yang belum melihat bbuing bbuinya itu, tetapi aku sangat penasaran. Apalagi ketika Jinri, Sooji, Jiyoung dan Sohyun selalu mengungkit-ungkit bbuing bbuingnya di kelas… Aaahhh, kenapa pula aku sangat ingin sekali melihat bbuing  bbuingnya itu…
       Aku berjanji pada diriku sendiri, kalau Soojung memberikan bbuing bbuingnya untukku aku juga akan memberikan gwiyomiku padanya. Ngomong-ngomong soal gwiyomi, teman-teman sekelasku belum ada yang tahu, jadi suatu saat nanti ketika aku memberikan gwiyomiku pada Soojung, dia akan menjadi orang pertama di kelas yang akan melihatnya. Soojung, aku jadi ingin tahu segala tentangmu. Dia sudah memiliki pacar atau belum? Aku tidak tahu, di kelas yang aku lihat dia kurang begitu dekat dengan teman laki-laki. Sehari-harinya, dia selalu bersama dengan Jinri, Jiyoung, Sooji dan Sohyun. Terkadang dia hanya berbicara pada Jongin dan Sehun saja teman laki-lakinya. Aku bisa saja bertanya mengenai Soojung pada Sohyun. Ya, Sohyun tetanggaku. Tapi mau ditaruh dimana nanti wajahku ini? Ooohhhhh….
Krystal …. Bbuing Bbuing
“Hoon, kau sedang apa? Apa itu b…bu..ing buing?” JR tiba-tiba muncul disampingku.
“Ooohhh, R kau mengagetkanku!” aku sudah pasti terkejut.
“Yeeee, dari tadi melamun terus sih!” dia memasang wajah kesal, tidak mau disalahkan.
“Aaaaaa… iya maaf-maaf!” aku sendiri jadi bingung.
“Apa sih itu Bbuing Bbuing?” tiba-tiba dia semakin lekat melihat buku catatanku.
“Oooo, barusan aku melamun, mendengar suara sirine ambulance bunyinya seperti bbuing …. bbuing….  bbuing aku reflek menuliskannya karena aku sedang memegang pensil, ahaaahhhaaa!” alasan apa ini? Aaahhh biarkan saja deh…
“Oooohhhh!” Piuhhhh, untungnya dia percaya dan tak bertanya aneh-aneh. Hampir saja JR mengetahuinya. Aku beruntung aku tidak menuliskan nama Krystal atau Soojung disini.
“Yaaaaa, Kim Jongin, mana buku catatanku?” suara melengking Soojung terdengar ke seluruh penjuru kelas, otomatis aku langsung mengarahkan pandanganku kepadanya.
“Tidak ada bersamaku! Di Sehun tuh…!” Jongin terlihat seperti sedang menggoda Soojung.
“Sehun, berikan buku catatannya padaku!” Soojung menghampiri Sehun.
“Kok aku? Lihatlah tidak ada bersamaku juga!” Sehun membela diri, dia memperlihatkan seluruh  isi tasnya pada Soojung.
“Kaliaaaaaan berani-beraninya berbohong kepadaku, Sulli tadi melihatnya tahu!” Soojung seperti sedang sangat marah, tetapi jika aku yang melihatnya, dia begitu lucu saat itu.
“Iyaaaa, baiklah nona Soojung, ini buku catatanmu!” Jongin mengeluarkan buku catatan yang mereka maksud dari tasnya. Kemudian dia mengelus kepala Soojung. APAAAAA?
“Awas kau, tunggu pembalasanku Kim Kamjoong!! Sulli, katakan pada Sehun. Mulai saat ini kita musuh. Weeee!” dia begitu lucu, di saat kesal dan marah pun dia begitu lucu. Dan mehrongnya pun terlihat sangat lucu…
Ngomong-ngomong soal mengelus kepala? APA? Apa aku tidak salah lihat? Barusan Jongin mengelus kepala Soojung? Apa maksudnya itu? Sebenarnya apa hubungan Jongin dan Sehun dengan Soojung? Aaaahhhhh, kenapa pula aku ingin mengetahuinya….
***
“Ilhoon, apa hari ini kau mau mengunjungi kakakmu lagi? Ayo kita pergi bersama kalau begitu!” JB menghampiri mejaku. Aku masih sibuk memasukan buku pelajarann kedalam tas.
“Ooooh, iya ayo B!” Iya, JB selalu bertanya kepadaku, apa aku akan mengunjungi apartemen kakakku atau tidak. Kebetulan apartemennya dan apartemen kakakku satu gedung. Suatu hari aku mengunjungi apartemen kakakku dan kami bertemu.
Kami berangkat ke parkiran bersama, ya kami membawa motor. Disaat kami sudah sampai di gerbang, JR mengejar kami.
“B, kau tega sekali kepadaku. Kau sudah tahu motorku masih di bengkel, ditinggal sebentar saja ke toilet sudah tidak ada!” JR terengah-engah dan memberikan tatapan kesal pada JB.
“Aaaa… iya maaf R aku lupa, ayooo!” JR langsung naik ke jok motor JB dengan kasar. Sebenarnya aku masih bingung, kenapa JR pulang bersama JB. Mungkin dia mau main ke apartemen JB atau rumahnya searah dan ikut nebeng pikirku.
 “Ohhh, kau belum tahu? JR tiga hari yang  lalu baru saja pindah ke gedung apartemenku!” JB seperti tahu apa yang ada  dipikirkanku, dan ternyata aku baru sadar kalau keningku berkerut, dan membuat mataku berbentuk aneh hingga membuat JB tahu apa yang aku pikirkan.
“Iya Hooon!” JR menjejerkan giginya padaku.
“Oooohhh!”  aku sumringah berusaha menampilkan senyumanku padanya, meski tak terlihat. Sebenarnya aku ingin marah pada JR karena tidak memberitahuku, tapi nanti sajalah lagipula susah sekali marah padanya dengan wajah ditutupi helm seperti ini. Baru saja kami keluar gerbang, tiba-tiba JB berhenti lagi. Terpaksa aku mengikutinya.
“Suzy! Kau mau langsung pulang? Ayo ikut bersama kami! Tuh boncengan Ilhoon masih kosong!” JR dengan wajah tidak bersalahnya mengajak Sooji. Seperti biasa, tanpa kusadari keningku berkerut lagi. Hal itu sudah seperti menjadi kebiasaan jika aku bingung terhadap sesuatu.
“Hoon, kau tidak keberatankan Suzy ikut bersamamu?” JB membuyarkan pikiranku.
“Oooh ayo, rumah Sooji kelewatan jalur kita yah?” aku terkejut dan refleks menjawab.
“Hahhh? Apa kau belum tahu, Suzy kan tetangga kakakmu!” nada JB begitu sarkartis.
“Benarkah? Maaf aku tidak tahu… ayo Sooji…!” aku tersenyum, malu sekaligus merasa bersalah. Aku merasa seperti orang bodoh, ada tiga orang teman sekelasku yang satu gedung apartemen dengan kakakku tetapi aku tidak tahu?
Sooji dengan malu-malu naik ke motorku. Ia berpegangan pada perutku. Sebenarnya aku merasa sedikit canggung, ini pertama kalinya aku membonceng wanita selain ibu dan kakakku. Malangnya…
“Ilhoon, sungguh tidak apa-apa aku ikut menumpang padamu? Sebelumnya aku berterimakasih untuk ini!” Sooji membuka pembicaraan di tengah perjalanan kami.
“Iya tidak apa-apa. Seharusnya aku meminta maaf padamu karena baru tahu kalau kau tinggal di gedung apartemen itu juga!” sungguh aku merasa seperti seorang teman yang mengecewakan.
“Iya tidak apa-apa. Sekarang aku ikut bersamamu karena aku mau langsung pulang saja kok!” Sooji seperti tidak enak denganku.
“Iya… aku pikir kau akan main dulu dengan teman-temanmu!”
“Tidak, mereka ada acara masing-masing!”
“Ohhh, sebelumnya aku berpikir juga kalau kau bertetangga dengan Soojung!” suaraku pelan.
“Apaaaaa?” Sooji sepertinya mendengar kata-kataku barusan.
“Aaaah tidak kok!” bagaimana aku harus menjelaskannya?
Akhirnya kami sampai di gedung apartemen itu. Kita menaiki lift yang sama, JB dan JR keluar dari lift di lantai tujuh sedangkan aku dan Sooji masih harus menunggu satu lantai lagi. Di lantai delapan benar saja Sooji masuk ke apartemen tepat di samping apartemen kakakku. Dia mengucapkan terimakasih dan selamat tinggal setelah dia mengajakku main ke apartemennya tetapi aku menolak dengan alasan kakakku sudah menunggu, padahal sebenarnya aku malu, aku belum pernah berkunjung ke rumah teman perempuan. Kakakku tidak menungguku. Iya, aku hanya menumpang makan, bermain game dan tidur disana, karena di rumah tidak ada siapa-siapa jadi aku suka sengaja main kesini hanya sekedar ingin menemani kakak. Dia seorang jurnalis, tetapi ia suka menyelesaikan pekerjaannya apartemen.
       Sepanjang hari ini aku masih tetap memikirkan Soojung. Aku juga tidak tahu kenapa otak ini selalu dipenuhi oleh namanya dan namanya lagi. Di samping…itu apartemennya Sooji. Bisa saja aku bertanya tentang Soojung padanya. Tetapi apa aku berani? Pada Sohyun saja yang sudah aku kenal dari kecil tidak berani. Iya, aku dan Sohyun memang sudah kenal lama, tetapi baru kali ini saja kita satu sekolah. Jadi aku tidak tahu banyak tentangnya kecuali apa yang dia kerjakan dirumahnya saja. Lalu aku harus bertanya pada siapa hanya untuk memuaskan kepanasaranku ini?
***
       Soojung  dan Jinri kembali bermain bersama Sehun dan Jongin di kelas. Mereka seperti sudah akrab sekali. Tetapi yang aku lihat dari mata Sehun, dia hanya memiliki tatapan berbeda khusus pada Jinri tetapi pada Soojung tidak, jadi dalam hal ini Sehun aku anggap lolos dari kandidat lelaki yang memiliki hubungan dengan  Soojung. Berarti tinggal Jongin seorang.
“Krystal… kata Chanyeol Oppa hari ini kita pulang bersama ya!” sumringah Jinri. “Okeeee!” Soojung begitu senang mendengarnya? Dan siapa itu Chanyeol? Akkkkhhh aku seperti orang bodoh saja memikirkannya.
.
.
.
 “… dan ini untuk Soojung!” pria itu memberikan sebuah Tupperware pada Soojung.
“Terimakasih Kyungsoo Oppa!” Soojung tersenyum padanya. Dan apa itu yang ada di dalam Tupperware yang sedang Soojung pegang? Tunggu Jinri juga memegang Tupperware yang sama? Kyungsoo, siapa lagi itu? Aku tak sengaja melewati mereka saat baru masuk lagi ke kelas setelah dari toilet. Pikiranku masih bertanya-tanya siapa itu Chanyeol, dan sekarang ditambah dengan Kyungsoo? Tunggu jadi dengan ini tiga orang bersama Jongin dong? Aku langsung duduk di bangkuku. Memerhatikan dua orang gadis yang sedang nikmatnya melahap makanan dari dalam Tupperware yang tadi, dan apa lagi itu? SOOJUNG MEMBAGINYA PADA JONGIN?
.
.
.
       Hari ini aku tidak ke apartemen kakakku, aku malas dan mau langsung pulang saja ke rumah.  Tunggu… itu kan Soojung? Bersama Jinri dan… Jongin? Sehun? Orang yang di-panggil Kyungsoo? Dan dua orang yang tidak aku kenal. Yang satu tinggi dan yang satunya lagi tidak. Dan apa itu? Jinri dibonceng oleh orang yang tinggi itu? Tidak bersama Sehun? Laluu…. APA? Soojung… Soojung memeluk orang yang satunya lagi? Memeluk? Apa aku tidak salah lihat lagi? Motorku terparkir di seberang mereka. Jadi disengaja tidak disengaja aku melihat mereka. Seketika pikiranku dilewati oleh prasangka-prasangka aneh… kenapa Soojung dan Jinri begitu gampangnya dengan lelaki? Oohh, pikiran buruk apa itu? Ayo lupa-kan, buang jauh-jauh prasangka itu…
***
“Heyyy, kalian jadi kan main ke rumahku hari ini?” Jongin dengan riangnya menghampiri kami, diikuti Sehun dibelakangnya.
“Tentu saja jadi. Ayooo berangkat!” JB dengan pastinya menjawab. Ya, hari ini kami sudah berjanji akan mengunjungi rumah Jongin. Kami ada acara disana. Acara main game bersama. Kebetulan hari ini adalah jadwal di rumah  Jongin, tapi kami harus sabar sebentar karena harus menunggu Dongho yang masih terjebak di perpustakaan karena memiliki masalah dengan buku yang ia pinjam. Dia akan marah jika ada diantara kami yang tidak menung-gunya.
       Sesampainya di rumah Jongin kami tanpa basa-basi lagi langsung masuk kerumahnya. Disana ada ibunya yang sangat cantik, kulitnya sama dengan Jongin. Dan juga ada kakaknya yang baru tiba dari pulang sekolah menyusul kami. Tunggu sepertinya aku pernah melihat kakak Jongin. Bukankan dia anggota club raffer di sekolah yah? Dan lihat… ternyata benar seragamnya sama dengan kami.
“Hai noona… tumben pulang siang! Biasanya sore, soalnya pacaran dulu dengan Baro hyung!” Jongin sengaja menggoda kakakknya itu. Wajahnya sudah merah seperti ingin menerkam adiknya saja.
“Diam kau! Haiiii…. kalian teman Jongin yah? Perkenalkan, aku noonanya… Kim Yura!” dia berusaha menahan amarahnya dan menyapa kami.
“Haiiii noona!” koor kami berbarengan di ruang TV. Aku tidak menyangka kalau seniorku di club raffer adalah kakakknya Jongin. Padahal mereka tidak terlihat sama, terutama kulitnya, dan juga … hobinya, Jongin malah masuk club dance. Aku mengarahkan pandanganku pada foto keluarga disamping TV. Ooohhh, ternyata Yura noona seperti ayahnya, kulitnya putih, sedangkan Jongin seperti ibunya.
“Kalian bersenang-senang saja duluan yah… aku mau pulang dulu nanti kesini lagi!” Sehun membuat kami semua menolehkan kepala kepadanya.
“Pulang? Memangnya rumahmu dimana?” bingung Dongho, mewakili mengajukan sebuah pertanyaan yang sama yang ada di pikiran kami.
“Rumahku di seberang!” polos Sehun.
“Oooohhh, kau tak bilang sih sebelumnya, kami kan tidak tahu!” kesal Niel. Sehun hanya tersenyum tidak jelas dan langsung pergi.
“Iya aku dan Sehun bertetangga, kalian tidak tahu? Dengan Krystal dan Sulli juga!” tak percaya Jongin membulatkan matanya.
“Haaaahhhhhh?” kali ini aku yang kaget, karena mendengar nama panggilan Soojung disana.
“Iya, rumah Sulli di sebelah rumah  Sehun dan rumah Krystal di sebelah rumahku!” jelas Jongin dengan wajah polosnya.
“Kita baru tahu, pantesan kau dan Sehun akrab sekali dengan mereka di kelas, ternyata kalian bertetangga toh!” kali ini Jeongmin yang bersuara. Aku hanya diam mencerna penjelasan Jongin barusan. Ternyata aku ini bodoh sekali, sudah menyangka aneh-aneh pada mereka tetapi ternyata mereka hanya bertetangga saja tak lebih. Berarti Jongin tidak ada hubungan spesial dengan Soojung kecuali hanya sebatas tetangga.
“Iya lah kami akrab. Dari kecil kita selalu satu sekolah!!! Krystal dan Sulli sudah seperti keluarga bagiku dan Sehun!” jelas Jongin lagi. Kita hanya ber-ooooo ria. Kita baru tahu, jadi semua salah sangka kami pada hubungan keempat orang itu terjawab sudah. Tanpa aku sadari bibirku terangkat, tersenyum. Iya aku tersenyum mengetahui semua ini.
Ibu Jongin memabawakan makanan berat dan camilan untuk kami. Kami bermain game sampai sore. Dongho dan JR malah sudah tumbang dan tertidur karena kecapean. Hanya aku dan JB yang tersisa melawan Jongin yang lainnya sudah kelelahan. Setelah selesai bermain, kami berpamitan pulang, Jongin mengantar kami sampai di depan.
“Oyyy, ternyata ada teman-temanmu yah Jongin. Pantesan tidak bergabung bersama Baekhyun hyung!” tunggu, bukankan orang itu adalah orang yang memberikan Tupperware pada Soojung dan Jinri? Yang mereka sebut Kyungsoo itu? Ooohhh, iya ternyata dia juga te-tangga mereka yah? Kalau begitu dua lelaki lagi yang aku lihat tempo hari adalah tetang-ganya juga? Tapi Soojung memeluknya :/
“Aku seperti mendengar ada yang menyebut namaku!” Tunggu? Orang itu yang dipeluk Soojung dan dia keluar dari rumah Soojung? o.O
“Oh Baekhyun hyung!” girang Jongin.
“Haiii… kalian teman-temannya Jongin? Kalau begitu kalian temannya Soojung juga dong? Perkenalkan aku Baekhyun, kakakknya Soojung!” KAKAK? Dia menyalami kami satu persatu, aku merasa tegang. Bukan karena apa-apa tapi aku merasa malu pada diriku sendiri karena berprasangka buruk pada kakakknya Soojung. Bodoh!!!
“Salam kenal kak!!!” koor kami berbarengan. Disaat bersamaan Jinri dan lelaki tinggi yang aku lihat tempo hari menghampiri kami. Pakaian mereka terlihat rapih, sepertinya mereka baru pulang dari suatu tempat.
“Hai kalian? Apa yang kalian lakukan disini?” girang Jinri.
“Haiii Jinri… kami baru saja mau pulang. Kami sudah bermain seharian di rumah Jongin!” jawab Dongho.
“Eeee… kenapa kalian tidak bilang kalau mau main? Kalian kan bisa berkunjung ke rumahku juga!” sebal Jinri dengan wajah baby facenya.
“Oooo, kalian temanya Jinri juga kan. Iya padahal kalian berkunjung dulu ke rumah kami!” kami semua bingung, apa maksudnya rumah KAMI barusan?
“Ahhaaa, aku kakaknya Jinri. Chanyeol!!” sambungnya setelah melihat ekspresi kami. Kami  semua tersenyum. Kemudian berpamitan pulang karena hari sudah gelap. Selama di perja-lanan aku tidak hentinya mengatai diriku sendiri bodoh. Tetapi di sisi lain aku bahagia, ternyata yang Soojung peluk adalah kakaknya. Mulai saat ini aku berjanji pada diriku lagi kalau aku tidak akan berprasangka buruk dan aneh-aneh lagi pada oranglain. Sekarang tidak ada yang perlu aku khawatirkan lagi. Mulai sekarang aku bertekad akan mendekati Soojung. Entah itu bertanya pada Sooji atau Sohyun. Iyaaa… sebentar lagi aku akan mendapatkan bbuing bbuing itu. Pasti!
***
“Krystal, coba keluarkan jurus andalanmu pada kami agar kami semua menyetujui usulanmu itu!” Jongin sengaja memeberikan usulan itu pada Soojung. Aku sudah bisa menebak apa yang dimaksud jurus andalan yang Jongin katakan barusan. Dalam hati aku berdoa agar dia tidak mau. Hanya aku yang akan melihat bbuing bbuing itu, hanya aku…  tapi disisi lain aku ingin segera melihatnya. Iya, hari ini kami sedang berdiskusi di kelas. Sebentar lagi akan ada pentas seni antar kelas, aku dan Soojung maju kedepan untuk menjelaskan ide kami. Sebenarnya semua orang sudah memberikan usulannya, tetapi hanya kami berdua yang tersaring maju kedepan dan menjelaskan ide kami. Sebenarnya aku bisa saja mengalah untuk Soojung, tapi anak-anak lelaki di kelas itu menekanku dan memberikan tatapan diam-kau-disitu. Dan aku lihat sepertinya Soojung sangat ingin idenya yang akan semua orang pilih di kelas. Aku terus memerhatikannya lekat. Dia sedang memberikan tatapan tajam pada Jongin kemudian matanya mengarah pada Jinri seperti sedang mencari pertolongan. Jinri hanya mengangkat bahunya seperti berkata tidak-ada-cara-lain-lagi dan…
“Baiklah… lihat ini!!! Bbuing bbuing kalian semua pilih ideku yah!” Soojung melakukan tingkah lucu itu dengan sangat lucu, suaranya yang khas saat melakukannnya, matanya dan gerak-gerik tubuhnya yang sangat sangat menggemaskan dan bagiku itu sangat lucu, semua orang di kelas terdiam. Hening … tidak berapa lama kemudian kelas mulai riuh meneriaki Soojung ‘lucunya’manisnya’ dan kata-kata sejenis lainnya… kita semua tersenyum, bahkan ada yang tertawa sampai terbahak-bahak. Aku? Tentu saja aku tidak bisa menyembunyikan ekspresiku, aku sangat senang, bahagia… akhirnya aku meliahat bbuing bbuingnya yang terkenal itu. Meski bukan hanya aku seorang yang melihatnya.
“Tunggu… Ilhoon juga, bukankan kau punya jurus andalan?” Bugggg. Aku seperti dilempar batu yang sangat besar oleh kata-kata Sohyun. Bukan hal yang mustahil ia berpikiran seperti itu. Itu alami muncul dan aku lupa kalau Sohyun tahu gwiyomiku.
“Benarkah? Apa itu? Aku ingin lihat!!!” tunggu… Soojung baru saja memintaku menunjukan gwiyomiku? Tanpa pikir panjang lagi, reflek bibirku terangkat. Seperti alami dalam hatiku mengiyakan. Karena aku pun tidak melupakan janjiku tentang bbuing bbuing dan gwiyomi itu. Aku mengangguk kemudian bersuara, dan tangaku tanpa diperintahkan sudah melakukan gwiyomi, hitung-hitungan lucu itu. Selama melakukannya aku tidak pernah menghilangkan senyumanku sedikitpun, aku melakukannya bukan agar mereka lebih memilih gwiyomiku tetapi aku melakukannya karena Soojung yang memintanya.
“Aaaaa… lucunya!” Soojung berkata aku lucu… aku lucu… aku bisa mendengar teman-teman lelaki di kelas mengataiku, mereka berakting muntah dan jijik, tapi tidak dengan teman-teman perempuannya. Mereka puas, aku tidak peduli malu atau apa, melakukan gwiyomi diumurku yang sekarang yang terpenting aku bisa melihat Soojung tersenyum untukku ya untuk gwiyomiku…
       Pada akhirnya gwiyomiku kalah, bbuing bbuing Soojung yang menang. Jadi untuk pentas seni itu kita sepakat memakai ide Soojung. Setelah kejadian bbuing bbuing vs gwiyomi itu aku semakin dekat dengan Soojung. Apalagi kami menjadi panitia di pentas seni itu, otomatis kita akan selalu bersama. Soojung selalu bertanya dan berdiskusi mengenai pentas seni itu kepadaku, kita melakukan apa-apanya bersama. Tetapi jika dia sedang bosan atau cape dia selalu meminta aku melakukan gwiyomi, dan dia belajar gwiyomi dariku, sepertinya dia sangat menyukai gwiyomiku. Sebagai balasannya, ketika dia ingin aku melakukan gwiyomi, aku selalu memintanya melakukan bbuing bbuingnya juga terlebih dahulu. Ahhh… betapa kurang bahagia apalagi aku? Sekarang aku dekat dengan Soojung, melihat bbuing bbuingnya, melakukan gwiyomi untukknya dan selalu melihatnya tersenyum untukku. Semua doaku terkabul berkat gwiyomi. Semoga gwiyomi dan bbuing bbuing bisa bersatu.
.
.
.
       Beberapa minggu kemudian hari perayaan pentas seni itu pun datang. Acara ini sudah tidak akan asing lagi bagi kami para murid sekolah seni ini. Banyak sunbae kami yang sudah lulus-dan sekarang mereka sudah duduk di bangku perkuliahan- datang hanya untuk sekedar melihat. Aku dan Soojung sedang di backstage untuk memberikan arahan dan dukungan kepada kelas kami karena sebentar lagi kami akan tampil, aku dan Soojung juga ikut berperan di pentas seni ini. Itu semua ide Soojung, dia memberikan aku kesempatan untuk menampilkan raff ku di saat pembukaan pentas bersama JB. Disaat aku dan JB akan menaiki panggung dan semua teman-teman sekelas memberikan semangat kepada kami, ada seseorang yang menghampiri Soojung dengan membawa satu bungkusan besar kantong plastik.
“Soojung…!”
“Minho Oppa…!” oooh Soojung langsung memeluk orang itu… aaahhh mungkin dia saudaranya.

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lee seung gi Dan YoonA SNSD Berkencan

Tahun 2014 baru mulai udah dikejutin sama berita yang satu ini, yup!! YOONA KENCAN!!!!!!
Check this out...

Lee-Seung-Gi_1388538063_20140101_strongheart1

Pasangan selebriti lain telah terungkap di awal tahun baru ini dengan perilisan eksklusif oleh ‘Dispatch’ yang mengungkapkan bahwa Lee Seung Gi dan YoonA SNSD tengah berkencan.
Foto-foto yang mereka rilis berasal dari tanggal 8 Oktober 2013 ketika Lee Seung Gi kembali dari konser Jepang-nya. Menurut outlet media, setelah kembali dari Jepang, penyanyi tersebut menuju sebuah apartemen di Simsadong, dimana ia menjemput YoonA. Keduanya kemudian menuju ke Sungai Han dimana mereka menikmati kencan selama satu jam. Seung Gi kemudian mengantarkan YoonA pulang ke rumahnya dan ia terlihat membawa sekantung belanjaan, dimana berisi hadiah yang Seung Gi bawa dari Jepang.
Keduanya dikatakan telah memulai pacaran bulan September lalu dan telah pacaran selama 4 bulan secara diam-diam.
‘Dispatch’ menambahkan bahwa mereka juga berkencan pada tanggal 13 dan 22 Oktober, serta di bulan November.
Lee Seung Gi pernah menyebutkan bahwa YoonA adalah tipe idealnya, dan ia pernah dikerjain ketika ia menjadi MC ‘Strong Heart’.
Dengan terkuaknya berita ini, kedua agensi tidak ragu untuk mengiyakan status hubungan keduanya.
SM Entertainment memberi komentar kepada Osen, “Keduanya berada di tahap awal mengenal satu sama lain.
Wakil Lee Seung Gi juga menyatakan, “Lee Seung Gi dan YoonA diam-diam bertemu… Kami tak tahu pasti kapan keduanya mulai berkencan, namun kami dapat mengatakan bahwa mereka ada di tahap awal… Mohon perhatikan mereka dengan baik.
Selamat Lee Seung Gi dan YoonA!!
Girls-Generation-YoonA-Lee-Seung-Gi_1388536770_af_org
Lee-Seung-Gi_1388536885_20140101_seungi_yoona1 source: allkpop
Indotrans by geevy@koreanindo.net