Label

Jumat, 28 Juni 2013

[FF SeoKyu] STORM

Owner Clo kembali :D owner ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada para reader yang sudah mengunjungi blog ini, entah itu nyasar(?), tidak  sengaja atau sengaja datang kesini, karena postingan yang kami terbitkan masih terhitung sangat sederhana bahkan mungkin kurang memuaskan, kami disini baru belajar :). Sekaligus owner ingin berterimakasih karena berkat para reader, visitor blog ini sudah mencapai angka yang menurut owner sangat fantastis, karena belum juga satu tahun blog ini sudah mendapatkan visitor yang begitu banyak. Tidak bahagia bagaimana, sekali lagi kami para owner masih belajar dalam dunia ini (baca : blogger). Kami  membutuhkan kritik, saran, dan masukan yang membangun untuk dikemudian hari. Meskipun postingan-postingan yang kami terbitkan masih sederhana, tapi itu merupakan hasil kerja kami disini. Kami yang masih junior mengharapkan pengertiannya untuk tidak mengcopy dengan seenaknya, silahkan bubuhkan credit :). Kami para owner belum menjadi admin yang baik untuk memposting dengan rajin dan teratur. Mohon maaf karena kelabilan kami :D

Untuk permintaan maaf dan dengan kembalinya owner, owner akan menyajikan sebuah fanfiction yang masih terinspirasi dari tayangan-tayangan, tetapi kali ini bukan dari MV. Meskipun gaje atau masih terdapat banyak kekurangan, sekali lagi owner mohon pengertiannya untuk tidak mengcopy karya ini. Thanks to VCR SuShow SuJu, cast bukan milik owner tapi plot disini milik owner. Terimakasih :D
DON'T BE SILENT READER, DON'T BE PLAGIATOR, NO BASHING, AND JUST FOR FUN, hope you like it. Thanks :)))))

STORM
(kyuhyun verse)


author              : yumi a.k.a clodido
main cast          :  kyuhyun SJ/seohyun SNSD
other cast         : temukan sendiri
genre                : sad romance
lenght               : pg-10
note                  : kisah ini terinspirasi dari VCR Super Show sebelum lagu Storm
            Aku terbangun dari tidurku, mataku menatap nanar langit-langit putih diatasku. Pandanganku kosong. Aku tak bisa bangkit. Tangan dan kakiku kaku. Badan dan kepalaku terasa berat. Mataku bengkak, dan itu sudah seperti menjadi rutinitas di pagi hari seperti ini. Ya, semalam aku memang menangis, aku selalu menangis.
            Cahaya matahari pagi masuk kedalam sela-sela tirai di kamarku. Mataku silau. Kupaksakan tanganku untuk menutupinya. Tanpa terasa, air mataku keluar begitu saja tanpa ijin. Sakit itu datang lagi, semakin lama semakin pedih. Aku tak tahan, aku tak bisa menahannya. Mulutku ternganga, sakit...sakit dada ini sakit. Begitu sakit sampai suaraku tak bisa keluar.
            “Kyuhyun ini Ibu nak!” sebuah suara terdengar dari seberang pintu. Aku tak bisa menjawabnya, suaraku berat. Masih sambil memegang dadaku, aku mencoba mengeluarkan sepatah kata untuk menjawabnya, tapi aku tak bisa. Aku tak bisa. Ia kemudian masuk, matanya melotot, ia berlari setelah melihatku memegang dada seperti ini. Ia memeluku erat.
“Sudah nak! Sudah, kau pasti kuat!” suara lembut itu bergema di gendang timpaniku dan berputar-putar dipikiranku. Ya, aku harus kuat, aku harus kuat demi mereka. Kulepaskan tangan di dadaku. Perlahan sakit ini mulai mereda dan sedikit demi sedikit mulai menghilang, namun pasti akan kembali lagi. “Tenangkanlah dirimu dulu, kau tidak lupa untuk hari ini? Ibu dan Ayah akan menunggu mu dibawah!” aku mengangguk, ia kemudian melepaskan pelukannya dan keluar dari kamarku. Aku bisa melihatnya, dia mengusap cairan yang keluar dari kelopak matanya. Ibu menangis, karena aku.
Aku mengatur napasku, mengeringkan air mata yang membasahi pipiku, kemudian duduk di ujung ranjang. Mataku menatap kosong lantai yang aku injak, segera kupaksakan tubuhku untuk bangkit. Langkahku sempoyongan, aku memasuki kamar mandi. Tak begitu lama, aku langsung keluar dan memakai baju sedapatnya, kusambar mantelku yang tergantung di pintu, lalu memakainya. Tentu saja aku sudah memakai celana panjang. Tinggal sepatu, lalu setelah itu lengkaplah sudah. Kusambar tas gendongku yang sudah terisi penuh.
Masih sedikit lemas, kuturuni tangga dan berjalan menuju ruang makan. Ayah, Ibu, dan Kakak perempuanku sudah ada di depan meja makan. Yah... mereka menungguku. Aku benci ekspresi wajah mereka yang setiap hari menatapku seperti itu. “Nak, ayo duduk. Sebelum pergi kau sarapanlah terlebih dahulu!” Ibu menarikku duduk disampingnya. Ayah tak sedikitpun mengeluarkan kata-kata, dan Kakak yang sekarang duduk diseberangku, mengambilkan beberapa makanan yang ada di meja makan untukku. “Ayo makan!” suara Kakak yang biasanya tinggi kali ini begitu lembut.
Bukan hanya Kakak rupanya yang berubah, Ayah, Ibu, dan semuanya berubah. Bukan kali ini tepatnya, tetapi setelah hari itu. Dengan tak semangat, kumasukan makanan yang ada dihadapanku kedalam mulutku dengan sendok yang Ibu pegangkan kepadaku. Kulirik pakaian Ayah, Ibu, dan Kakak. Pakaian mereka sudah sangat rapih. Ya, hari ini kami akan pindah ke Yunani, Athena tepatnya. Kami memang memiliki satu rumah disana. Ayah tidak perlu pusing dengan pekerjaannya, karena ia adalah seorang kepala di bidangnya. Ya, Ayah adalah ketua dari sebuah Instansi yang bekerja dalam bidang Pendidikan. Ia sudah berhasil membuka banyak cabang di Asia dan sekarang sudah mencapai Eropa. Ibu juga tidak perlu khawatir dengan pekerjaannya, ia bisa membuka butik lagi di Athena sana. Dan Kakak, dia sudah mendapatkan pekerjaan disana. Sedangkan aku? Belum lama ini aku baru saja  lulus S1 dan Ayah berencana akan menyekolahkanku disana untuk melanjutkan pendidikanku. Aku menurut-menurut saja.
Tak ada lagi halangan bagi kami untuk pindah. Tetapi sebenarnya, kepindahan kami ini bukanlah sesuatu yang sudah direncanakan. Ya, ini mendadak. Karena aku, lagi. Setelah selesai, kami segera  meninggalkan ruangan, menuju ke mobil yang sudah apik terparkir di depan rumah. Sebelum benar-benar akan pergi, kami terlebih dahulu menatap rumah yang penuh dengan kenangan ini. “Kita akan kembali lagi kesini!” hibur Ayah. Kami pun pergi.
Sesampainya di Incheon Airport kami tidak langsung take off, pesawat yang akan membawa kami masih dua jam lagi akan berangkat. Ibu, menggandeng tanganku erat. Selama kami menunggu, Ayah sibuk berbicara dengan asistennya yang sengaja datang kemari. Sedangkan Kakak, dia sedang  berteleponan dengan kerabatnya. Ibu dan aku duduk di kursi yang tersedia disana, ia mengelus-elus tanganku. Sebenarnya Handphoneku sejak tadi terus saja berbunyi di dalam tas, namun aku malas untuk mengambilnya. Ibu terus memperingatiku, tetapi aku tetap tak menurutinya.
Aku takut melihat Handphone itu. Bukan, bukan takut pada Handphonenya, tetapi aku takut akan...ah sudahlah. “Kyu!” seseorang menyebut namaku. Kuangkat kepalaku dan kudapati tiga orang lelaki dengan mengenakan kostum ala kantoran sambil terengah-engah berjejer dihadapanku. Wajah mereka tak asing lagi bagiku, ya mereka adalah Kakak kelasku di Universitas dan kini sudah mendapatkan pekerjaan. “Kenapa kau tak mengangkat telepon dari kami?” yang satu terlihat agak kesal, sebelumnya mereka terlebih dahulu memberi salam pada keluargaku. Aku mengangkat sedikit bibirku. “Kau jangan melupakan Korea yah, apalagi melupakan kami!” seseorang yang terlihat agak kesal tadi menepuk pundaku, dia Kakak terhebat di Universitas namanya Leeteuk. “Baik-baiklah disana, kalau kau kembali lagi kesini nanti, kau sudah harus menjadi orang yang sukses!” sedangkan yang satunya, dia adalah Kakak terbaik sekaligus teraneh di Universitas, namanya Yesung. “Ah, aku benci mengatakan ini, tapi jagalah kesehatanmu dan kembalilah kesini. Kami akan sangat merindukanmu!” dan yang terakhir, dia adalah komplotanku di Universitas, Heechul.
Mereka bukan saja Kakak kelasku, tetapi mereka sudah aku anggap sebagai kakak-kakakku sendiri. Di Universitas aku lebih suka bergaul denga kakak kelas, jadilah teman-temanku kebanyakan adalah kakak kelasku. Dilihat dari penampilan mereka, mungkin mereka akan berangkat bekerja, dan janjian mengunjungiku bersama-sama kemari.
 Sebenarnya, memang mereka saja yang tidak hadir pada acara semalam. Ya, acara perpisahanku yang dibuat oleh kakak kelasku yang lain. Semua datang, kecuali mereka. Bisa dibilang, acara semalam melenceng dari judul, karena lebih tepat jika dikatakan acara semalam adalah acara tangis-menangis. Dongahae, Ryeowook, dan Eunhyuk yang memulainya, mereka yang membuat acara menjadi seperti itu. Aku hanya tersenyum memakluminya.
Acara semalam berlangsung sampai larut di Cafe milik Shindong, semua mabuk dan begitu bebas mengeluarkan unek-unek mereka kepadaku. Aku tak banyak bicara waktu itu, tapi hanya tangisan yang menjawabnya. Aku sudah menahannya agar tak menjatuhkan air mata di depan mereka, tapi aku benar-benar tak bisa menahannya lagi. Disela-sela itu aku tertawa, kenapa mereka begitu segitunya kepadaku, toh aku pasti akan kembali lagi, tapi aku tahu kalau mereka menangis bukan karena aku saja.
Setelah lumayan lama mereka menasihatiku, mereka berpamitan pergi. Tak lama setelah itu kamipun berangkat. 12 jam berlalu, akhirnya kami sampai di Athena. Rumah disana sudah tak asing lagi bagiku. Setelah sampai aku langsung melesat ke kamarku. Membaringkan tubuhku di ranjang dan menghirup udara Athena. Yang aku rasakan bukanlah perasaan tentram seperti biasanya aku kemari. Aku sakit. Kututup mataku, berusaha menidurkan diri dan menjernihkan pikiranku. Tapi tak bisa. Aku bangun dan berjalan menuju balkon kamarku. Kubawa tasku, dan kududukan diri disana.
Aku menghirup napas panjang, berusaha mengumpulkan keberanian dan dengan tangan yang gemetar kucoba membuka Handphoneku. Benar saja, apa yang terjadi, air mataku keluar. Aku Cho Kyuhyun yang jahil ini menjadi rapuh dan cengeng. Wallpaper yang terpajang pada Handphone itu yang membuatku menangis. Ya, ada foto seseorang disana. Dengan senyum yang mengembang sambil membawa boneka yang sudah tak asing bagiku di pelukannya, tentu saja ada aku disampingnya, dengan ekspresi yang sama.
Aku asing dengan diriku yang ada di foto itu. Kusentuh wajah wanita dalam foto itu, sesekali kuusap air mataku. “Seoh...hyun..!” kataku terbata. Ya, dialah wanita itu. Seo Joo Hyun. Aku tak mau mengubah Wallpaper Handphoneku. Aku tak mau. Setelah itu kubuka list pesan dan daftar panggilan. Banyak sekali daftar panggilan tak terjawab disana, banyak yang ingin menghubungiku ternyata. Aku terkekeh geli, ternyata masih banyak yang peduli kepadaku. Kutelusuri list pesan yang masuk dan kubuka satu-persatu. Hingga aku tak sadar sampai pada pesan itu, pesan yang sudah lama dan tidak kuhapus. Banyak sekali nama itu, dan kubuka sebuah pesan.
From    : Seobaby
Kakak, aku mencintaimu selamanya ^^
Begitulah kira-kira bunyi pesan singkat yang aku buka. Air mataku semakin tak bisa tertahan lagi. Sudah terlanjur. Ku rebahkan tubuhku di kursi yang ada disana, membuka satu demi satu album foto yang ada, banyak sekali wajah wanita itu. Berbagai ekspresi ada dalam album itu, sampai aku terhenti pada sebuah foto yang menunjukan ekspresi tersenyum namun wajahnya yang putih kali ini pucat pasi, dia sakit dan sekarang dia sudah meninggalkanku selamanya. Seohyun sudah tidak ada di dunia ini, dia sudah ada di sisi tuhan di atas sana, dia sudah menjadi Angel yang sebenarnya, mungkin dia sedang melihatku sekarang.
***
“Kak, apakah aku sudah cantik mengenakan gaun ini?”
“Tentu, kau selalu cantik Seo. Ayo sebentar lagi pesta pernikahan Yesung  dan Yuri dimulai!” dengan semangat kugandeng tangan Seohyun masuk kedalam mobil Alphard hitamku. Penuh senyuman, dia menatapku dalam. Namun aku merasakan ada sesuatu yang berbeda kali ini dengannya.
“Seo, apa kau sakit? Wajahmu terlihat pucat!” aku khawatir dan terus memperhatikan wajahnya.
“Aaaah, tidak. Mungkin karena makeupnya kak!” elaknya dan kali ini wajahnya berpaling dan tidak menatapku lagi. Dari samping kulihat parasnya, rambutnya yang lurus panjang dibuat ikal, ditaruhnya bandana berbentuk bunga berwarna pink susu untuk menyerasikan bajunya. Dapat kulihat tadi, wajahnya sedikit murung namun tak lama dan kembali ceria.
“Aaah, kak. Jangan melihatku terus seperti itu, aku jadi gugup. Kakak menyetir saja dengan baik!” dia mendorong-dorong lenganku, aku terkekeh “ Baiklah”.
            Akhirnya kami sampai di pesta itu, Yesung akan resmi menjadi suami Yuri sekarang. Aku duduk di kursi yang sudah disediakan disana, sedangkan Seohyun berlari bersama Yoona menuju pengantin wanita. Ya, mereka akan menjadi pengiring pengantin. Disampingku Donghae duduk sambil memperhatikan pemandangan yang sama denganku. “Kyuhyun, lihat mereka cantik sekali bagaikan malaikat!” ucap Donghae exited. “Benar, si kembar tiga itu benar-benar sangat cantik!” pandanganku tertuju pada Seohyun.
            Setelah acara ikrar janji selesai kami berfoto bersama, tidak tetapi sebelumnya pelemparan bunga terlebih dahulu. Bunga dari mempelai wanita tertangkap oleh Yoona. “Waaah, kakak mendapatkannya, berarti setelah ini kakak yang menyusul yah!” girang Seohyun “Hahaha, dan semoga setelah aku giliranmu ok?” Yoona menyenggol lengan Donghae dan menggoda Seohyun. Wajahnya memerah, dan aku langsung ikut bergabung bersama mereka. Kupegang tangannya dan ikut bercengkrama, tentu saja kami bersama pasangan pengantin baru. Aku menyadari sesuatu, Seohyun kembali murung seperti tadi namun ia kembali ceria. Sikapnya kali ini sangat aneh. “Aah, akhirnya aku yang duluan, aku masih belum percaya. Setelah ini kalian harus menyusul kami!” girang Yuri.
            Setelah acara selesai kamipun pulang. Aku mengantar Seohyun terlebih dahulu. Diperjalanan, aku ingin menanyakan sesuatu yang dari tadi terus menerus mengganggu pikiranku.
 “Seo, apa kau benar tidak apa-apa?”
“Tidak apa-apa Kak. Aku hanya sedikit lelah!” ucapnya pelan.
“Baiklah, nanti kau istirahat yang cukup yah!” sebelum dia keluar dari mobil kukecup keningnya kilat. Ia membalasnya denga senyum.
Kulihat-liahat semakin hari wajah Seohyun semakin pucat saja. Hingga pada suatu hari, saat kami di Cafe, Seohyun terjatuh dan pingsan. Aku langsung membawanya pulang kerumahnya dan menidurkannya di ranjang. Sebelum pergi kulihat tumpukan obat di atas meja kecil disamping rajang Seohyun. Aku penasaran dan membaca bungkusan obat itu.
            Setelah kembali kerumah, karena penasaran obat apa yang ada di meja Seohyun. Aku bergegas pergi ke perpustakaan Ayah, aku mencari buku kesehatan dan jenis-jenis obat. Setelah menemukannya aku ... tanpa menunggu apa-apa lagi aku segera melesatkan mobilku ke rumah Seohyun. Kudapati Ibu Seohyun yang membukakan pintu untukku. Aku langsung bertanya padanya, meski sadar kalau ekspresi wajahnya berbeda dari seperti yang biasanya. “Ibu, boleh aku bertanya? Seohyun sakit?” wajahnya terkejut dan pucat pasi. Ia menunduk dan terisak. Aku kaget dan mendekatinya.
            Aku memeluk Ibu Seohyun. Sebenarnya dari tadi aku merasakan sesuatu yang aneh dan tidak enak hati, ditambah setelah tahu obat apa itu. “Kyuhyun, maafkan ibu nak, maafkan ibu. Ibu bersalah. Ibu tidak memberitahumu. Seohyun sakit nak, dia sakit keras, waktunya tidak akan lama lagi!” aku melepaskan pelukanku, batinku terguncang. Kata-kata itu seperti bumerang ditelingaku, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Air mataku tak terasa keluar begitu saja. “Ibu pasti bohong!” aku terkekeh tak percaya. Ibu Seohyun malah semakin menjadi, ia menangis. Sekarang Ibu Sehyun yang memelukku.
            Setelah sadar dan berusaha sekuat mungkin untuk menerimanya. Kulangkahkan kakiku menuju kamar Seohyun. Kamar itu berubah, baru saja ditinggal satu-dua jam kamar itu sudah bertransformasi menjadi kamar rumah sakit yang pindah ke rumah Seohyun. Disana Seohyun terbaring lemah dengan infusan yang ada ditangannya. Aku tak percaya. Kuhampiri Seohyun. Lemas, lututku lemas. Kakiku tak bisa menahan beban tubuhku. Aku tak berani membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini. Aku tak mau membayangkannya.
            Aku berlutut disamping ranjang Seohyun, air mataku tak hentinya keluar. Suara tangisanku tak bisa kutahan. Aku tahu kalau Ibu Seohyun ada di seberang pintu sambil menangis pula, tapi ia tak masuk. Kurasakan sebuah tangan mengelus kepalaku lembut, kuangkat wajahku dan segera bangkit. Seohyun melepaskan infusannya dan ia duduk sambil tersenyum. “Kak, aku tidak apa-apa! Kenapa kau menangis?” bohongnya berpura-pura kuat. Aku duduk disampingnya dan segera memeluknya erat. Masih dengan air mata yang belum berhenti kurasakan hangat tubuh Seohyun. Dadaku basah, dia juga menangis.
“Kenapa kau tidak pernah mengatakannya padaku selama ini?”
“Mengatakan apa? Aku hanya sakit biasa, besok juga aku akan sembuh!”
“Bohong, lalu kenapa kau menangis?”
“Karena Kakak menangis!”
“Kau bohong!” kueratkan pelukanku. Aku tak ingin melepaskannya. Aku ingin seperti ini terus. Kalau bisa kuhentikan waktu. Aku ingin menghentikan saat ini.
“Aku sudah tau semuanya Seo!” Seohyun hanya diam.
***
“Kak, aku ingin mengajakmu ke suata tempat!”
“Baiklah!” jawabku memaksakan senyum. Meski pucat, dia tetap saja melebarkan senyumnya.
“Tapi jangan lama-lama yah, kau harus banyak istirahat. Biar cepat sembuh!” 
“Jangan perlakukan aku seperti itu. Aku tak suka Kak!” jawabnya memasang wajah cemberut
“Baiklah!” jawabku geli.
Beberapa saat kemudian, kami sampai ditempat yang Seohyun maksud.
“Inikah tempatnya?” tanyaku seperti sudah tak asing lagi.
“Ini tempat pertama kali kita bertemu Kak! Kakak igat?”.
“Emmm ....!” jujur aku lupa.
“Kakak lupa? Dulu kita pernah bertemu disini. Waktu itu Kakak sedang melukis dan aku tak sengaja menabrakmu hingga perlengkapan lukismu jatuh berserakan, saat itu aku sedang bermain bersama Kak Yoona!”.
“Emmm, maafkan aku Seo. Aku masih lupa ...!” aku benar-benar tak bisa mengingatnya.
“Kalau tidak salah sudah tiga tahun berlalu !”.
“Haaah?” kataku terkejut, tiga tahun lalu?.
“Sudahlah. Ayo, aku ingin bermain disini!”
“Baiklah!”.
“Kak, aku ingin berfoto-foto disini. Aku suka tempat ini, disini begitu tentram, sunyi dan nyaman, seperti Kakak! Sekarang aku sangat bahagia!”.
Seohyun berjalan menyusuri padang ilalang itu, tangannya ia rentangkan dan bersentuhan dengan ilalang-ilalang tinggi itu. Aku hanya mengikutinya dari belakang, dapat kulihat ilalang yang Seohyun sentuh seperti menunduk lemah.
            Kami sampai di tengan hamparan ilalang tinggi itu, disana ada sebuah lahan yang hanya ditumbuhi oleh rumput-rumput hijau tak tinggi.
“Kak, aku ingin tidur sebentar disini. Kakak temani aku yah!” aku mengangguk. Kurebahkan tubuhku, diikuti oleh kepala Seohyun yang ia tempatkan diperutku. Kubelai rambutnya perlahan, hingga ia tertidur pulas. Akupun sama.
            Beberapa saat kemudian, Seohyun bangun lebih dulu dariku, ia menghalangiku dari pancaran sinar matahari yang menyilaukan mataku oleh wajah dan rambut panjangnya.
“Kakak lucu kalau sedang tertidur!” kekehnya tertawa geli. Aku bangun, dan mendudukan diri disampingnya. Kami memandang hamparan langit diatas sana.  
“Kak, kemari!” pintanya, kudekatkan wajahku.
“Seo Joo Hyun sangat mencintai Cho Kyu Hyun selama-lamanya!” bisiknya padaku, setelah itu ia mencium pipiku kilat. Aku tersenyum. Dia bersender di pundakku. Ku pegang pundaknya yang satu lagi. Kudekatakan wajahku pada wajahnya, kukecup bibirnya manis dan ia membalasnya. Ia melingkarkan tangannya dileherku, kupegang pingganya. Cukup lama kami seperti ini. Kami akhirnya tersadar. Ia kemudian memelukku erat. Akupun membalasnya.
“Cho Kyu Hyun juga sangat mencintai Seo Joo Hyun selama-lama-lamanya!” meski tak kulihat, tapi aku dapat merasakan kalau ia tersenyum didadaku.
“Kyuhyun!” emmh siapa yang memanggilku?
            Kira-kira satu bulan setelah itu keadaan Seohyun benar-benar menurun drastis, ia harus dirawat di Rumah Sakit. Tentu aku tak pernah pulang hanya karena ingin selalu berada di sisinya. Dan kata-kata Ibu Seohyun benar, umurnya tak lama lagi. Ia meninggalkan kami untuk selamanya disaat kami tertidur disampingnya. Ia menggenggam tanganku erat saat itu. Wajahnya tersenyum. Aku tak kuat. Aku hanya lelaki biasa.
Rasanya baru kemarin aku menyatakan cinta padanya, bisa kuingat kembali masa-masa itu. Saat Seohyun menjadi badut hanya karena ingin mencari donasi untuk anak-anak yatim piatu yang ingin ia bantu. Aku yang sedang melukis dijalanan itu melihatnya dan tanpa sepengetahuannya, kulukis parasnya yang bak malaikat. Kuikuti kemana Seohyun pergi dan malam harinya kuberanikan diri mengungkapkan perasaanku padanya dengan memakai kostum badut yang aku pinjam. Tanpa dugaanku ia menerimaku dan menangis saat itu juga. Menangis bahagia. Apa yang aku khawatirkan kalau-kalau Seohyun tidak menyukaiku ternyata tidak terjadi. Ya, Seohyun memiliki perasaan yang sama denganku, dia menyukaiku. Saat itu aku begitu bahagia, ingin rasanya kembali ke masa-masa itu. Namun kini semuanya berakhir, keadaanku setelah kejadian ini berubah 360o .
Rapuh ...
“Kyuhyun ayo makan !” sepertinya itu suara Kakak. Aku terbangun, ternyata aku tertidur dan bermimpi kejadian itu lagi. Pipiku sudah basah. Aku berjalan dengan sempoyongan menuju kamar. Kududukan diriku di tepi ranjang.
“Seo, aku ingat kejadian itu. Kejadian dimana saat pertama kali kita bertemu. Aku ingat kau yang menyenggolku dan aku ingat kau yang aku lukis saat kau tengah bermain dengan sangat bahagia di padang ilalang itu! Aku ingat semuanya!”
***
            Tiga tahun kemudian aku dan keluargaku kembali ke Korea. Keadaanku sekarang lebih baik dari yang dulu. Tempat yang pertamakali aku kunjungi setelah sampai ke Korea adalah tempat itu. Ya, tempat pertama kali aku bertemu dengannya. Aku turun dari mobil, berjalan perlahan sambil menutup mataku dan merasakan ilalan-ilalang itu. Dapat kurasakan tangan Seohyun menggenggam tanganku. Sekarang aku mengerti kenapa dulu ilalang-ilalang yang disentuh Seohyun terlihat sangat lemas, mungkin karena mereka sudah tau apa yang akan terjadi pada Seohyun. Ilalang-ilalang itu berduka.
Aku berjalan menuju tempat itu. Kulakukan kembali apa yang dulu aku dan Seohyun lakukan terakhir kali disini. Kubaringkan tubuhku dan merasakan kalau kepala Seohyun terbaring diperutku. Aku bangun dan membuka tanganku lebar. Aku rasakan Seohyun datang kepelukanku dan “Seo Joo Hyun mencintai Cho Kyu Hyun selamanya... selamanya...selamanya...!”
The End

Jumat, 07 Juni 2013

Album Picts EXO Luhan

Member EXO yang satu ini udah ga bisa dan ga diragukan lagi soal aegyonya, seluruh dunia udah pada tau kaliii *yaelah
Member yang lengket banget sama uri maknae Sehun ini udah sering bgt bikin histeris sampe pingsan kali ya kalo liat aegyo nya.. *segitunya
Cekidot
*ada beberapa picts bonus with other member

Senin, 03 Juni 2013

Album Picts Super Junior Donghae

Member suju yang suka bgt nangis, punya hati melankolis bgt, tipe cowo romantis *buktinya bikin lagu buat someone, jago ngedance, bisa ngerap pula, punya mata yang tajam dan indah, plus punya suara yang khas, fantastic body pula. *setujuuu??
Pokoknya ga ada yang kurang dee dimata owner itu alasan owner jdin dia bias pertma owner disuju saat ini *kyu sama siwon nyusul dibelakangnya. Haha pokoknya everything about him, i like it!! *ga labil lagi
Kali ini ttp sama mau ngepost kumpulan pictsnya hae oppa yang owner punya di hape.. So, u can see how many many many i like him..
Plus bonus picts with other member

Picts L infinite

Kali ini bagian visulanya infinite.
Cakep, calm and cool, punya senyuman yang killer, matanya itu loh kalo senyum jd ilang *alah, pinter maen gitar *mau dong dinyanyiin, punya hobi fotografi *pngen jadi objeknya..
Let's see..