Title : Bbuing Bbuing dan Gwiyomi
Main
Cast : Ilhoon BTOB
Other Cast : Krystal f(x) || Sulli f(x) || Kai EXO || Sehun EXO || dan
temukan sendiri ^^v
Author :
Yumi a.k.a Clodido from fishgamecloudi.blogspot.com
Genre :
School/Teen Romance/Friendship
Length :
Oneshot
Rating :
PG
Disclaimer : FF ini murni imajinasi gaje owner. Nama para castnya owner
pinjam dulu untuk ff ini J. FF ini terispirasi dari bbuing
bbuingnya Krystal f(x) dan gwiyominya Ilhoon BTOB yang owner tonton di Weekly
Idol. No bash! No copying! Jangan lupa di RCL, happy reading ^^
Summary :
… kalau Soojung memberikan bbuing bbuingnya untukku aku juga akan memberikan
gwiyomiku padanya…
***
Namanya Soojung, Jung Soo Jung. Dia teman sekelasku. Baru sih…
ya kami angkatan baru di SMA. Aku belum terlalu mengenalnya. Tetapi entah
mengapa aku sangat suka melihatnya. Matanya yang bening, hidungnya yang
mancung, bibirnya yang merah, rambutnya yang lurus hitam berkilau dan kulitnya
yang terlihat benar-benar bersinar. Ketika dia tersenyum, matanya pun ikut
tersenyum. Orang-orang terdekatnya memanggilnya Krystal. Aku tidak tahu mengapa
dia dipanggil Krystal, padahal yang aku tahu dari Soojung ke Krystal itu tidak
ada hubungannya sama sekali. Tetapi kemudian aku berpikir, mungkin dia
dipanggil Krystal karena dia mahal, tetapi indah dan berharga. Iya, dia mahal…
mahal tersenyum untukku, mahal berbicara kepadaku dan yang paling aku sesalkan dia
mahal bertingkah lucu terhadapku. Aku tahu, iya aku tahu… aku belum begitu
dekat dengannya, jadi mana mungkin dia bertingkah lucu kepadaku. Padahal aku
ingin sekali melihat bbuing bbuingnya yang terkenal di golongan orang-orang
terdekatnya itu. Iya, aku juga tahu kalau bukan hanya aku saja yang belum
melihat bbuing bbuinya itu, tetapi aku sangat penasaran. Apalagi ketika Jinri,
Sooji, Jiyoung dan Sohyun selalu mengungkit-ungkit bbuing bbuingnya di kelas… Aaahhh,
kenapa pula aku sangat ingin sekali melihat bbuing bbuingnya itu…
Aku berjanji pada diriku sendiri, kalau Soojung
memberikan bbuing bbuingnya untukku aku juga akan memberikan gwiyomiku padanya.
Ngomong-ngomong soal gwiyomi, teman-teman sekelasku belum ada yang tahu, jadi suatu
saat nanti ketika aku memberikan gwiyomiku pada Soojung, dia akan menjadi
orang pertama di kelas yang akan melihatnya. Soojung, aku jadi ingin tahu
segala tentangmu. Dia sudah memiliki pacar atau belum? Aku tidak tahu, di kelas
yang aku lihat dia kurang begitu dekat dengan teman laki-laki. Sehari-harinya, dia
selalu bersama dengan Jinri, Jiyoung, Sooji dan Sohyun. Terkadang dia hanya berbicara
pada Jongin dan Sehun saja teman laki-lakinya. Aku bisa saja bertanya mengenai Soojung
pada Sohyun. Ya, Sohyun tetanggaku. Tapi mau ditaruh dimana nanti wajahku ini?
Ooohhhhh….
Krystal …. Bbuing Bbuing
“Hoon,
kau sedang apa? Apa itu b…bu..ing buing?” JR tiba-tiba muncul disampingku.
“Ooohhh,
R kau mengagetkanku!” aku sudah pasti terkejut.
“Yeeee,
dari tadi melamun terus sih!” dia memasang wajah kesal, tidak mau disalahkan.
“Aaaaaa…
iya maaf-maaf!” aku sendiri jadi bingung.
“Apa
sih itu Bbuing Bbuing?” tiba-tiba dia semakin lekat melihat buku catatanku.
“Oooo,
barusan aku melamun, mendengar suara sirine ambulance bunyinya seperti bbuing …. bbuing…. bbuing aku reflek menuliskannya karena aku
sedang memegang pensil, ahaaahhhaaa!” alasan apa ini? Aaahhh biarkan saja deh…
“Oooohhhh!”
Piuhhhh, untungnya dia percaya dan tak bertanya aneh-aneh. Hampir saja JR
mengetahuinya. Aku beruntung aku tidak menuliskan nama Krystal atau Soojung
disini.
“Yaaaaa,
Kim Jongin, mana buku catatanku?” suara melengking Soojung terdengar ke seluruh
penjuru kelas, otomatis aku langsung mengarahkan pandanganku kepadanya.
“Tidak
ada bersamaku! Di Sehun tuh…!” Jongin terlihat seperti sedang menggoda Soojung.
“Sehun,
berikan buku catatannya padaku!” Soojung menghampiri Sehun.
“Kok
aku? Lihatlah tidak ada bersamaku juga!” Sehun membela diri, dia memperlihatkan
seluruh isi tasnya pada Soojung.
“Kaliaaaaaan
berani-beraninya berbohong kepadaku, Sulli tadi melihatnya tahu!” Soojung
seperti sedang sangat marah, tetapi jika aku yang melihatnya, dia begitu lucu
saat itu.
“Iyaaaa,
baiklah nona Soojung, ini buku catatanmu!” Jongin mengeluarkan buku catatan
yang mereka maksud dari tasnya. Kemudian dia mengelus kepala Soojung. APAAAAA?
“Awas
kau, tunggu pembalasanku Kim Kamjoong!! Sulli, katakan pada Sehun. Mulai saat
ini kita musuh. Weeee!” dia begitu lucu, di saat kesal dan marah pun dia begitu
lucu. Dan mehrongnya pun terlihat sangat lucu…
Ngomong-ngomong
soal mengelus kepala? APA? Apa aku tidak salah lihat? Barusan Jongin mengelus
kepala Soojung? Apa maksudnya itu? Sebenarnya apa hubungan Jongin dan Sehun
dengan Soojung? Aaaahhhhh, kenapa pula aku ingin mengetahuinya….
***
“Ilhoon,
apa hari ini kau mau mengunjungi kakakmu lagi? Ayo kita pergi bersama kalau
begitu!” JB menghampiri mejaku. Aku masih sibuk memasukan buku pelajarann
kedalam tas.
“Ooooh,
iya ayo B!” Iya, JB selalu bertanya kepadaku, apa aku akan mengunjungi
apartemen kakakku atau tidak. Kebetulan apartemennya dan apartemen kakakku satu
gedung. Suatu hari aku mengunjungi apartemen kakakku dan kami bertemu.
Kami
berangkat ke parkiran bersama, ya kami membawa motor. Disaat kami sudah sampai
di gerbang, JR mengejar kami.
“B,
kau tega sekali kepadaku. Kau sudah tahu motorku masih di bengkel, ditinggal
sebentar saja ke toilet sudah tidak ada!” JR terengah-engah dan memberikan
tatapan kesal pada JB.
“Aaaa…
iya maaf R aku lupa, ayooo!” JR langsung naik ke jok motor JB dengan kasar.
Sebenarnya aku masih bingung, kenapa JR pulang bersama JB. Mungkin dia mau
main ke apartemen JB atau rumahnya searah dan ikut nebeng pikirku.
“Ohhh, kau belum tahu? JR tiga hari yang lalu baru saja pindah ke gedung apartemenku!”
JB seperti tahu apa yang ada dipikirkanku,
dan ternyata aku baru sadar kalau keningku berkerut, dan membuat mataku
berbentuk aneh hingga membuat JB tahu apa yang aku pikirkan.
“Iya
Hooon!” JR menjejerkan giginya padaku.
“Oooohhh!”
aku sumringah berusaha menampilkan senyumanku
padanya, meski tak terlihat. Sebenarnya aku ingin marah pada JR karena tidak
memberitahuku, tapi nanti sajalah lagipula susah sekali marah padanya dengan
wajah ditutupi helm seperti ini. Baru saja kami keluar gerbang, tiba-tiba JB
berhenti lagi. Terpaksa aku mengikutinya.
“Suzy!
Kau mau langsung pulang? Ayo ikut bersama kami! Tuh boncengan Ilhoon masih kosong!”
JR dengan wajah tidak bersalahnya mengajak Sooji. Seperti biasa, tanpa kusadari
keningku berkerut lagi. Hal itu sudah seperti menjadi kebiasaan jika aku
bingung terhadap sesuatu.
“Hoon,
kau tidak keberatankan Suzy ikut bersamamu?” JB membuyarkan pikiranku.
“Oooh
ayo, rumah Sooji kelewatan jalur kita yah?” aku terkejut dan refleks menjawab.
“Hahhh?
Apa kau belum tahu, Suzy kan tetangga kakakmu!” nada JB begitu sarkartis.
“Benarkah?
Maaf aku tidak tahu… ayo Sooji…!” aku tersenyum, malu sekaligus merasa bersalah.
Aku merasa seperti orang bodoh, ada tiga orang teman sekelasku yang satu gedung
apartemen dengan kakakku tetapi aku tidak tahu?
Sooji
dengan malu-malu naik ke motorku. Ia berpegangan pada perutku. Sebenarnya aku merasa
sedikit canggung, ini pertama kalinya aku membonceng wanita selain ibu dan kakakku.
Malangnya…
“Ilhoon,
sungguh tidak apa-apa aku ikut menumpang padamu? Sebelumnya aku berterimakasih
untuk ini!” Sooji membuka pembicaraan di tengah perjalanan kami.
“Iya
tidak apa-apa. Seharusnya aku meminta maaf padamu karena baru tahu kalau kau
tinggal di gedung apartemen itu juga!” sungguh aku merasa seperti seorang teman
yang mengecewakan.
“Iya
tidak apa-apa. Sekarang aku ikut bersamamu karena aku mau langsung pulang saja
kok!” Sooji seperti tidak enak denganku.
“Iya…
aku pikir kau akan main dulu dengan teman-temanmu!”
“Tidak,
mereka ada acara masing-masing!”
“Ohhh,
sebelumnya aku berpikir juga kalau kau bertetangga dengan Soojung!” suaraku
pelan.
“Apaaaaa?”
Sooji sepertinya mendengar kata-kataku barusan.
“Aaaah
tidak kok!” bagaimana aku harus menjelaskannya?
Akhirnya
kami sampai di gedung apartemen itu. Kita menaiki lift yang sama, JB dan JR
keluar dari lift di lantai tujuh sedangkan aku dan Sooji masih harus menunggu
satu lantai lagi. Di lantai delapan benar saja Sooji masuk ke apartemen tepat
di samping apartemen kakakku. Dia mengucapkan terimakasih dan selamat tinggal
setelah dia mengajakku main ke apartemennya tetapi aku menolak dengan alasan
kakakku sudah menunggu, padahal sebenarnya aku malu, aku belum pernah
berkunjung ke rumah teman perempuan. Kakakku tidak menungguku. Iya, aku hanya menumpang
makan, bermain game dan tidur disana, karena di rumah tidak ada siapa-siapa
jadi aku suka sengaja main kesini hanya sekedar ingin menemani kakak. Dia
seorang jurnalis, tetapi ia suka menyelesaikan pekerjaannya apartemen.
Sepanjang hari ini aku masih tetap
memikirkan Soojung. Aku juga tidak tahu kenapa otak ini selalu dipenuhi oleh
namanya dan namanya lagi. Di samping…itu apartemennya Sooji. Bisa saja aku
bertanya tentang Soojung padanya. Tetapi apa aku berani? Pada Sohyun saja yang
sudah aku kenal dari kecil tidak berani. Iya, aku dan Sohyun memang sudah kenal
lama, tetapi baru kali ini saja kita satu sekolah. Jadi aku tidak tahu banyak
tentangnya kecuali apa yang dia kerjakan dirumahnya saja. Lalu aku harus
bertanya pada siapa hanya untuk memuaskan kepanasaranku ini?
***
Soojung dan Jinri kembali bermain bersama Sehun dan
Jongin di kelas. Mereka seperti sudah akrab sekali. Tetapi yang aku lihat dari
mata Sehun, dia hanya memiliki tatapan berbeda khusus pada Jinri tetapi pada Soojung
tidak, jadi dalam hal ini Sehun aku anggap lolos dari kandidat lelaki yang
memiliki hubungan dengan Soojung.
Berarti tinggal Jongin seorang.
“Krystal…
kata Chanyeol Oppa hari ini kita pulang bersama ya!” sumringah Jinri. “Okeeee!”
Soojung begitu senang mendengarnya? Dan siapa itu Chanyeol? Akkkkhhh aku seperti
orang bodoh saja memikirkannya.
.
.
.
“… dan ini untuk Soojung!” pria itu memberikan
sebuah Tupperware pada Soojung.
“Terimakasih
Kyungsoo Oppa!” Soojung tersenyum padanya. Dan apa itu yang ada di dalam
Tupperware yang sedang Soojung pegang? Tunggu Jinri juga memegang Tupperware
yang sama? Kyungsoo, siapa lagi itu? Aku tak sengaja melewati mereka saat baru
masuk lagi ke kelas setelah dari toilet. Pikiranku masih bertanya-tanya siapa
itu Chanyeol, dan sekarang ditambah dengan Kyungsoo? Tunggu jadi dengan ini
tiga orang bersama Jongin dong? Aku langsung duduk di bangkuku. Memerhatikan
dua orang gadis yang sedang nikmatnya melahap makanan dari dalam Tupperware
yang tadi, dan apa lagi itu? SOOJUNG MEMBAGINYA PADA JONGIN?
.
.
.
Hari ini aku tidak ke apartemen kakakku,
aku malas dan mau langsung pulang saja ke rumah. Tunggu… itu kan Soojung? Bersama Jinri dan…
Jongin? Sehun? Orang yang di-panggil Kyungsoo? Dan dua orang yang tidak aku
kenal. Yang satu tinggi dan yang satunya lagi tidak. Dan apa itu? Jinri
dibonceng oleh orang yang tinggi itu? Tidak bersama Sehun? Laluu…. APA? Soojung…
Soojung memeluk orang yang satunya lagi? Memeluk? Apa aku tidak salah lihat
lagi? Motorku terparkir di seberang mereka. Jadi disengaja tidak disengaja aku
melihat mereka. Seketika pikiranku dilewati oleh prasangka-prasangka aneh…
kenapa Soojung dan Jinri begitu gampangnya dengan lelaki? Oohh, pikiran buruk
apa itu? Ayo lupa-kan, buang jauh-jauh prasangka itu…
***
“Heyyy,
kalian jadi kan main ke rumahku hari ini?” Jongin dengan riangnya menghampiri
kami, diikuti Sehun dibelakangnya.
“Tentu
saja jadi. Ayooo berangkat!” JB dengan pastinya menjawab. Ya, hari ini kami
sudah berjanji akan mengunjungi rumah Jongin. Kami ada acara disana. Acara main
game bersama. Kebetulan hari ini adalah jadwal di rumah Jongin, tapi kami harus sabar sebentar karena
harus menunggu Dongho yang masih terjebak di perpustakaan karena memiliki
masalah dengan buku yang ia pinjam. Dia akan marah jika ada diantara kami yang
tidak menung-gunya.
Sesampainya di rumah Jongin kami tanpa
basa-basi lagi langsung masuk kerumahnya. Disana ada ibunya yang sangat cantik,
kulitnya sama dengan Jongin. Dan juga ada kakaknya yang baru tiba dari pulang
sekolah menyusul kami. Tunggu sepertinya aku pernah melihat kakak Jongin.
Bukankan dia anggota club raffer di sekolah yah? Dan lihat… ternyata benar seragamnya
sama dengan kami.
“Hai
noona… tumben pulang siang! Biasanya sore, soalnya pacaran dulu dengan Baro
hyung!” Jongin sengaja menggoda kakakknya itu. Wajahnya sudah merah seperti ingin
menerkam adiknya saja.
“Diam
kau! Haiiii…. kalian teman Jongin yah? Perkenalkan, aku noonanya… Kim Yura!”
dia berusaha menahan amarahnya dan menyapa kami.
“Haiiii
noona!” koor kami berbarengan di ruang TV. Aku tidak menyangka kalau seniorku
di club raffer adalah kakakknya Jongin. Padahal mereka tidak terlihat sama,
terutama kulitnya, dan juga … hobinya, Jongin malah masuk club dance. Aku
mengarahkan pandanganku pada foto keluarga disamping TV. Ooohhh, ternyata Yura
noona seperti ayahnya, kulitnya putih, sedangkan Jongin seperti ibunya.
“Kalian
bersenang-senang saja duluan yah… aku mau pulang dulu nanti kesini lagi!” Sehun
membuat kami semua menolehkan kepala kepadanya.
“Pulang?
Memangnya rumahmu dimana?” bingung Dongho, mewakili mengajukan sebuah pertanyaan
yang sama yang ada di pikiran kami.
“Rumahku
di seberang!” polos Sehun.
“Oooohhh,
kau tak bilang sih sebelumnya, kami kan tidak tahu!” kesal Niel. Sehun hanya
tersenyum tidak jelas dan langsung pergi.
“Iya
aku dan Sehun bertetangga, kalian tidak tahu? Dengan Krystal dan Sulli juga!”
tak percaya Jongin membulatkan matanya.
“Haaaahhhhhh?”
kali ini aku yang kaget, karena mendengar nama panggilan Soojung disana.
“Iya,
rumah Sulli di sebelah rumah Sehun dan
rumah Krystal di sebelah rumahku!” jelas Jongin dengan wajah polosnya.
“Kita
baru tahu, pantesan kau dan Sehun akrab sekali dengan mereka di kelas, ternyata
kalian bertetangga toh!” kali ini Jeongmin yang bersuara. Aku hanya diam
mencerna penjelasan Jongin barusan. Ternyata aku ini bodoh sekali, sudah
menyangka aneh-aneh pada mereka tetapi ternyata mereka hanya bertetangga saja
tak lebih. Berarti Jongin tidak ada hubungan spesial dengan Soojung kecuali
hanya sebatas tetangga.
“Iya
lah kami akrab. Dari kecil kita selalu satu sekolah!!! Krystal dan Sulli sudah
seperti keluarga bagiku dan Sehun!” jelas Jongin lagi. Kita hanya ber-ooooo
ria. Kita baru tahu, jadi semua salah sangka kami pada hubungan keempat orang
itu terjawab sudah. Tanpa aku sadari bibirku terangkat, tersenyum. Iya aku
tersenyum mengetahui semua ini.
Ibu
Jongin memabawakan makanan berat dan camilan untuk kami. Kami bermain game sampai
sore. Dongho dan JR malah sudah tumbang dan tertidur karena kecapean. Hanya aku
dan JB yang tersisa melawan Jongin yang lainnya sudah kelelahan. Setelah
selesai bermain, kami berpamitan pulang, Jongin mengantar kami sampai di depan.
“Oyyy,
ternyata ada teman-temanmu yah Jongin. Pantesan tidak bergabung bersama
Baekhyun hyung!” tunggu, bukankan orang itu adalah orang yang memberikan
Tupperware pada Soojung dan Jinri? Yang mereka sebut Kyungsoo itu? Ooohhh, iya
ternyata dia juga te-tangga mereka yah? Kalau begitu dua lelaki lagi yang aku
lihat tempo hari adalah tetang-ganya juga? Tapi Soojung memeluknya :/
“Aku
seperti mendengar ada yang menyebut namaku!” Tunggu? Orang itu yang dipeluk Soojung
dan dia keluar dari rumah Soojung? o.O
“Oh
Baekhyun hyung!” girang Jongin.
“Haiii…
kalian teman-temannya Jongin? Kalau begitu kalian temannya Soojung juga dong?
Perkenalkan aku Baekhyun, kakakknya Soojung!” KAKAK? Dia menyalami kami satu
persatu, aku merasa tegang. Bukan karena apa-apa tapi aku merasa malu pada
diriku sendiri karena berprasangka buruk pada kakakknya Soojung. Bodoh!!!
“Salam
kenal kak!!!” koor kami berbarengan. Disaat bersamaan Jinri dan lelaki tinggi
yang aku lihat tempo hari menghampiri kami. Pakaian mereka terlihat rapih,
sepertinya mereka baru pulang dari suatu tempat.
“Hai
kalian? Apa yang kalian lakukan disini?” girang Jinri.
“Haiii
Jinri… kami baru saja mau pulang. Kami sudah bermain seharian di rumah Jongin!”
jawab Dongho.
“Eeee…
kenapa kalian tidak bilang kalau mau main? Kalian kan bisa berkunjung ke
rumahku juga!” sebal Jinri dengan wajah baby facenya.
“Oooo,
kalian temanya Jinri juga kan. Iya padahal kalian berkunjung dulu ke rumah
kami!” kami semua bingung, apa maksudnya rumah KAMI barusan?
“Ahhaaa,
aku kakaknya Jinri. Chanyeol!!” sambungnya setelah melihat ekspresi kami. Kami semua tersenyum. Kemudian berpamitan pulang
karena hari sudah gelap. Selama di perja-lanan aku tidak hentinya mengatai
diriku sendiri bodoh. Tetapi di sisi lain aku bahagia, ternyata yang Soojung
peluk adalah kakaknya. Mulai saat ini aku berjanji pada diriku lagi kalau aku
tidak akan berprasangka buruk dan aneh-aneh lagi pada oranglain. Sekarang tidak
ada yang perlu aku khawatirkan lagi. Mulai sekarang aku bertekad akan mendekati
Soojung. Entah itu bertanya pada Sooji atau Sohyun. Iyaaa… sebentar lagi aku
akan mendapatkan bbuing bbuing itu. Pasti!
***
“Krystal,
coba keluarkan jurus andalanmu pada kami agar kami semua menyetujui usulanmu
itu!” Jongin sengaja memeberikan usulan itu pada Soojung. Aku sudah bisa
menebak apa yang dimaksud jurus andalan yang Jongin katakan barusan. Dalam hati
aku berdoa agar dia tidak mau. Hanya aku yang akan melihat bbuing bbuing itu,
hanya aku… tapi disisi lain aku ingin
segera melihatnya. Iya, hari ini kami sedang berdiskusi di kelas. Sebentar lagi
akan ada pentas seni antar kelas, aku dan Soojung maju kedepan untuk menjelaskan
ide kami. Sebenarnya semua orang sudah memberikan usulannya, tetapi hanya kami
berdua yang tersaring maju kedepan dan menjelaskan ide kami. Sebenarnya aku
bisa saja mengalah untuk Soojung, tapi anak-anak lelaki di kelas itu menekanku
dan memberikan tatapan diam-kau-disitu. Dan aku lihat sepertinya Soojung sangat
ingin idenya yang akan semua orang pilih di kelas. Aku terus memerhatikannya
lekat. Dia sedang memberikan tatapan tajam pada Jongin kemudian matanya
mengarah pada Jinri seperti sedang mencari pertolongan. Jinri hanya mengangkat
bahunya seperti berkata tidak-ada-cara-lain-lagi dan…
“Baiklah…
lihat ini!!! Bbuing bbuing kalian semua pilih ideku yah!” Soojung melakukan
tingkah lucu itu dengan sangat lucu, suaranya yang khas saat melakukannnya,
matanya dan gerak-gerik tubuhnya yang sangat sangat menggemaskan dan bagiku itu
sangat lucu, semua orang di kelas terdiam. Hening … tidak berapa lama kemudian
kelas mulai riuh meneriaki Soojung ‘lucunya’
‘manisnya’ dan kata-kata sejenis lainnya…
kita semua tersenyum, bahkan ada yang tertawa sampai terbahak-bahak. Aku? Tentu
saja aku tidak bisa menyembunyikan ekspresiku, aku sangat senang, bahagia…
akhirnya aku meliahat bbuing bbuingnya yang terkenal itu. Meski bukan hanya aku
seorang yang melihatnya.
“Tunggu…
Ilhoon juga, bukankan kau punya jurus andalan?” Bugggg. Aku seperti dilempar
batu yang sangat besar oleh kata-kata Sohyun. Bukan hal yang mustahil ia
berpikiran seperti itu. Itu alami muncul dan aku lupa kalau Sohyun tahu gwiyomiku.
“Benarkah?
Apa itu? Aku ingin lihat!!!” tunggu… Soojung baru saja memintaku menunjukan
gwiyomiku? Tanpa pikir panjang lagi, reflek bibirku terangkat. Seperti alami
dalam hatiku mengiyakan. Karena aku pun tidak melupakan janjiku tentang bbuing
bbuing dan gwiyomi itu. Aku mengangguk kemudian bersuara, dan tangaku tanpa
diperintahkan sudah melakukan gwiyomi, hitung-hitungan lucu itu. Selama
melakukannya aku tidak pernah menghilangkan senyumanku sedikitpun, aku
melakukannya bukan agar mereka lebih memilih gwiyomiku tetapi aku melakukannya
karena Soojung yang memintanya.
“Aaaaa…
lucunya!” Soojung berkata aku lucu… aku lucu… aku bisa mendengar teman-teman
lelaki di kelas mengataiku, mereka berakting muntah dan jijik, tapi tidak
dengan teman-teman perempuannya. Mereka puas, aku tidak peduli malu atau apa,
melakukan gwiyomi diumurku yang sekarang yang terpenting aku bisa melihat Soojung
tersenyum untukku ya untuk gwiyomiku…
Pada akhirnya gwiyomiku kalah, bbuing
bbuing Soojung yang menang. Jadi untuk pentas seni itu kita sepakat memakai ide
Soojung. Setelah kejadian bbuing bbuing vs gwiyomi itu aku semakin dekat dengan
Soojung. Apalagi kami menjadi panitia di pentas seni itu, otomatis kita akan
selalu bersama. Soojung selalu bertanya dan berdiskusi mengenai pentas seni itu
kepadaku, kita melakukan apa-apanya bersama. Tetapi jika dia sedang bosan atau
cape dia selalu meminta aku melakukan gwiyomi, dan dia belajar gwiyomi dariku,
sepertinya dia sangat menyukai gwiyomiku. Sebagai balasannya, ketika dia ingin
aku melakukan gwiyomi, aku selalu memintanya melakukan bbuing bbuingnya juga
terlebih dahulu. Ahhh… betapa kurang bahagia apalagi aku? Sekarang aku dekat
dengan Soojung, melihat bbuing bbuingnya, melakukan gwiyomi untukknya dan
selalu melihatnya tersenyum untukku. Semua doaku terkabul berkat gwiyomi.
Semoga gwiyomi dan bbuing bbuing bisa bersatu.
.
.
.
Beberapa minggu kemudian hari perayaan
pentas seni itu pun datang. Acara ini sudah tidak akan asing lagi bagi kami para
murid sekolah seni ini. Banyak sunbae kami yang sudah lulus-dan sekarang
mereka sudah duduk di bangku perkuliahan- datang hanya untuk sekedar melihat.
Aku dan Soojung sedang di backstage untuk memberikan arahan dan dukungan kepada
kelas kami karena sebentar lagi kami akan tampil, aku dan Soojung juga ikut
berperan di pentas seni ini. Itu semua ide Soojung, dia memberikan aku
kesempatan untuk menampilkan raff ku di saat pembukaan pentas bersama JB.
Disaat aku dan JB akan menaiki panggung dan semua teman-teman sekelas memberikan
semangat kepada kami, ada seseorang yang menghampiri Soojung dengan membawa
satu bungkusan besar kantong plastik.
“Soojung…!”
“Minho
Oppa…!” oooh Soojung langsung memeluk orang itu… aaahhh mungkin dia saudaranya.
???????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar